PEMBUATAN MINYAK KELAPA FERMENTASI
PEMBUATAN MINYAK KELAPA FERMENTASI
by: JENDRI MAMANGKEY
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman Kelapa adalah salah satu tanaman
yang mudah dijumpai di daerah- daerah negara tropis contohnya Indonesia. Hampir
semua bagian dari tanaman ini berguna khususnya untuk manusia. Tanaman kelapa
dapat diolah menjadi berbagai macam produk salah satunya minyak kelapa murni.
Pembuatan minyak kelapa merupakan tindakan pasca panen yang sangat penting
untuk buah kelapa. Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah
kelapa. Minyak kelapa sering dipergunakan sebagai bahan baku industri dan
pembuatan minyak goreng.
Pada pembuatan minyak secara fermentasi ini sebenarnya yang diperlukan
adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh jamur saccharomyces sp. Enzim yang
diproduksi oleh Saccharomyces sp ini
dilepaskan ke lingkungan sekiatr jamur untuk menghancurkan subtract tempat
tumbuhnya menjadi senyawa-senyawa organic dapat larut. Subtrat yang dihancurkan
ini pada umumnya berupa senyawa karbohidrat didalam endosperm biji kelapa.
Minyak umumnya dapat berikatan dengan karbohidrat dan protein. Dengan
dihancurkannya karbohidrat oleh enzim yang dihasilkan Saccharomyces sp, maka minyak maupun protein masing-masing akan
terlepas. Minyak akan berada di permukaan karena memiliki berat jenis yang
lebih ringan, sedangkan proteinnya akan mengendap.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas pada
praktikum ini sebagai berikut.
1.
Bagaimana
cara pembuatan minyak berbahan baku kelapa dengan fermentasi?
2.
Bagaimana
mekanisme fermentasi yang dilakukan mikroba
pada minyak
kelapa?
C.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui cara pembuatan minyak
berbahan baku kelapa dengan fermentasi.
2. Untuk mengetahui mekanisme fermentasi
yang dilakukan mikroba
pada
minyak kelapa.
D.
Manfaat
Manfaat yang diperoleh melalui praktikum
ini sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui cara pembuatan minyak
berbahan baku kelapa dengan fermentasi.
2. Dapat mengetahui mekanisme fermentasi
yang dilakukan mikroba
pada
minyak
kelapa.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman
kelapa (Cocos nucifera. L) merupakan tanaman yang sangat berguna dalam
kehidupan ekonomi pedesaan di Indonesia. Karena semua bagian dari pohon kelapa
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian kelapa
yang mempunyai banyak manfaat adalah daging buah (Palungkun, 2006).
Minyak kelapa merupakan bagian
paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua
sebanyak 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku industri atau
sebagai minyak goreng. Minyak kelapa dapat diekstrak dari daging kelapa segar
atau diekstrak dari daging kelapa yang telah dikeringkan atau yang biasa
disebut kopra (Tarwiyah, 2001).
Fermentasi dilakukan dengan
menggunakan mikroorganisme sebagai inokulum seperti bakteri dan khamir.
Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi ini dapat dilakukan dengan skala
besar maupun rumah tangga. Cara fermentasi memiliki beberapa keuntungan pokok
yaitu efektifitas tenaga, waktu relatif singkat dan biaya tidak terlalu tinggi.
Minyak kelapa yang dihasilkan lebih banyak dan warnanya lebih jernih (Ratih,
2000).
Minyak kelapa secara fisik berwujud
cairan yang berwarna bening sampai kuning kecokelatan dan memiliki
karakteristik bau yang khas. Zat warna yang termasuk golongan ini terdapat
secara alamiah dalam bahan yang banyak mengandung minyak dan ikut terekstrak bersama
minyak dalam proses ekstraksi. Warna pada minyak kelapa disebabkan oleh zat
warna dan kotoran-kotoran lainnya. Zat warna alamiah yang terdapat pada minyak
kelapa adalah betakaroten yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh dan tidak
stabil pada suhu tinggi. Proses pengolahan minyak kelapa dengan udara panas
menyebabkan warna kuning berubah akibat karoten mengalami degradasi
(Suhardijono dan Syamsiah, 1987).
Minyak kelapa murni dikenal sebagai
minyak laurat tinggi mengandung asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid)
yang bersama gliserol membentuk trigliserida rantai sedang (Medium Chain
Triglyceride). Minyak ini dibuat dari daging kelapa segar yang diolah dalam
suhu rendah atau tanpa melalui pemanasan sehingga kandungan yang penting dalam
minyak tetap dapat dipertahankan. Minyak kelapa murni mempunyai warna yang
lebih jernih dan dapat tahan disimpan selama 2 tahun tanpa menjadi tengik
(Rindengan dan Riyanto, 2005).
Sifat dan daya tahan minyak terhadap
kerusakan sangat tergantung pada komponen penyusunnya, terutama kandungan asam
lemak. Minyak yang mengandung asam lemak tidak jenuh cenderung mudah
teroksidasi, sedangkan yang banyak mengandung asam lemak jenuh lebih mudah
terhidrolisis. Asam lemak pada umumnya bersifat semakin reaktif terhadap
oksigen (Hui, 2002).
Minyak
kelapa murni mengandung lebih dari 95% trigliserida (trigliserol) serta
beberapa jenis asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh meliputi asam
laurat, meristat, palmitat, dan stearat, sedang asam lemak tidak jenuhnya
meliputi asam oleat, linoleat dan linolenat. Asam lemak jenuh yang dominan
adalah asam laurat (Silverstain, 2000)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang
diperoleh pada praktikum Pembuatan Minyak Fermentasi adalah sebagai berikut.
1.
Perubahan selama fermentasi
No
|
Jenis Ragi
|
Selama Fermentasi
|
Setelah dipanaskan
|
1.
|
Ragi Roti
|
![]() |
![]() |
2.
|
Ragi Tempe
|
![]() |
![]() |
3.
|
Ragi Tape
|
![]() |
![]() |
4.
|
Kontrol/
Tanpa ragi
|
![]() |
![]() |
2.
Uji Organoleptik
No
|
Jenis Ragi
|
Warna
|
Bau
|
Volume (ml)
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||||
1.
|
Ragi Tempe
|
Putih jernih/agak kuning
|
Harum
|
150
|
50
|
2.
|
Ragi tape
|
Putih
|
harum
|
150
|
56
|
3.
|
Ragi Roti
|
Putih berjamur
|
basi
|
150
|
45
|
4.
|
Kontrol/tanpa ragi
|
Putih
|
harum
|
150
|
65
|
B.
Pembahasan
Minyak kelapa adalah minyak yang dihasilkan
dari buah kelapa. Minyak kelapa dapat diekstrak dari daging buah kelapa segar
atau diekstrak dari daging kelapa yang sudah dikeringkan. Minyak kelapa
memiliki banyak manfaat bagi manusia. Minyak kelapa biasa digunakan untuk
berbagai bahan baku industri atau sebagai minyka goreng. Selain itu, minyak
kelapa dapat dipakai untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit
seperti diabetes, jantung, kolesterol, kangker, dan lain-lain. Hal ini salah
satunya dikarenakan miyak kelapa memiliki kandungan asam laurat yang tinggi.
Minyak
adalah trigliserida yang merupakan ester asam lemak dengan gliserol serta larut
dalam pelarut lemak atau minyak. Trigliserida terdiri dari 90% asam lemak,
sehingga sifat fisika dan kimia minyak ditentukan oleh sifat asam lemaknya
paling banyak. Minyak kelapa termasuk larutan karena mengandung asam laktat
dalam jumlah paling banyak (40-50%). Sekitar 90% asam lemak pada minyak kelapa
termasuk dalam asam lemak jenuh. Minyak hanya mengandung sedikit zat bukan
minyak. Seperti pesticide fitosferol (0,06 – 0,08%) dan 0,05%. Minyak kelapa
termasuk stabil karena asam lemak tak jenuhnya hanya sekitar 8,5-11,8%.
Teknik pembuatan minyak kelapa
secara umum dapat digolongkan menjadi 3 cara, yaitu teknik basah, teknik pres,
dan teknik ekstraksi pelarut. Teknik basah merupakan teknik yang paling
sederhana. Secara garis besar minyak yang dihasilkan dari teknik ini adalah
dengan memisahkan minyak pada santan hasil remasan parutan buah kelapa segar.
Pemanasan dan sentrifugasi merupakan cara yang digunakan untuk memisahkan
minyak pada santan yang dihasilkan. Namun, dengan melakukan intensifikasi
teknik basah ini dapat digolongkan lagi menjadi tekinik basah tradisional,
basah fermentasi, basah lava process, dan teknik basah kraussmaffei process.
Teknik pres dan ekstraksi pelarut menggunakan kopra sebagai bahan bakunya dan
memerlukan biaya relatif besar karena harus membeli alat, mesin, dan larutan
pelarut.
Praktikum kali ini adalah pembuatan minyak
dengan bahan dasar daging kelapa melalui fermentasi.
Fermentasi adalah suatu reaksi reduksi-oksidasi dalam suatu sistem biologi yang
menghasilkan energi dimana donor dan aseptornya adalah senyawa organic. Jenis
dan jumlah fermentasi tergantung dari jenis mikroba dan perlakuannya. Mikroba
yang dipakai khususnya industri makanan, mempunyai ciri-ciri antara lain tidak
mengubah makanan menjadi senyawa karbon, mampu tumbuh dengan cepat dalam
substrat organic dan segera melakukan perubahan kimia terhadap substrat yang
digunakan, mampu melakukan tranformasi dan dapat bekerja pada kondisi
sekeliling yang tidak berubah. Santan adalah emulsi minyak dalam air dengan
emulgator protein. Untuk memisahkan minyak dan air dalam santan maka emulgator
perlu dihilangkan. Salah satu cara dengan memanfaatkan jasa campuran biakan murni
(saccharomyces cereviceae).
Proses fermentasi dilakukan dengan
memanfaatkan ragi, ragi yang digunakan adalah ragi tempe, roti dan tape. Ragi atau fermen merupakan zat yang menyebabkan fermentasi.
Ragi biasanya mengandung mikroorganisme
yang melakukan fermentasi dan media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media
biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran kecil atau cairan nutrien. Ragi
umumnya digunakan dalam industri makanan untuk membuat makanan dan minuman
hasil fermentasi. Ragi menghasilkan enzim pitase yang dapat melepaskan ikatan
fosfor dalam phitin, sehingga dengan ditambahkan ragi tape dalam ransum akan
menambah ketersediaan mineral. Ragi bersifat katabolik atau memecah komponen
yang kompleks menjadi zat yang lebih sederhana. Mikroorganisme yang digunakan
di dalam ragi umumnya terdiri atas berbagai bakteri
dan fungi
(khamir
dan kapang),
yaitu Rhizopus,
Aspergillus,
Mucor,
Amylomyces,
Endomycopsis,
Saccharomyces, Hansenula anomala,,
Lactobacillus, Acetobacter,
dan sebagainya.
Praktikum
kali ini, akan dilakukan pembuatan minyak kelapa dengan menggunakan cara basah,
cara enzimatis dengan penambahan ragi tape, tempe ragi roti. Ragi tape
merupakan populasi campuran mikroba yang terdapat beberapa jenis yaitu genus
Aspergillus, genus Saccharomises, genus Candida, genus Hansnula, sedang
bakterinya adalah Acetobacter.
Aspergillus dapat menyederhanakan amilum, sedangkan Saccharomyces, Candida dan Hansnula
dapat menurunkan gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat organik lainnya. Acetobacter mengubah alkohol menjadi
cuka. Secara fisiologis, ragi mempunyai persamaan yaitu menghasilkan fermen
atau enzim-enzim yang dapat mengubah substrat menjadi bahan lain dengan
mendapat keuntungan berupa energi. Adapun substrat yang diubah berbeda-beda.
Ragi tape sebenarnya adalah berupa mikroba Saccharomyces
cerevisiae yang dapat mengubah karbohidrat. Sedang jamur yang ada dalam
ragi tape adalah jenis Aspergillus. Ragi tape merupakan inokulan yang
mengandung kapang aminolitik dan khamir yang mampu menghidrolisis pati. Kapang
tersebut adalah Amilomyces rouxii, sedangkan khamir tersebut adalah Saccharomyces.
Adapun mikroflora yang berperan pada ragi tape adalah jenis Candida,
Endomycopsis, Hansnula, Amilomyces rouxii dan Aspergillus Orizae.
Ragi tempe merupakan populasi beberapa jenis kapang
Rhizopus,
seperti Rhizopus oligosporus, Rhizopus.
oryzae, Rhizopus stolonifer, yaitu
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks
menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan,
kalsium,
vitamin B
dan zat besi.
Sedangkan ragi roti yang paling umum
berasal dari Saccharomyces cerevisiae, digunakan pada pengembangan adonan
roti, Hal tersebut dapat terjadi karena dalam respirasinya, ragi memakai cara
anaerob, sehingga membentuk alkohol. Ragi roti juga mengandung enzim yang
langsung berkaitan dengan fermentasi ada 3 yaitu maltase, invertase dan zimase.
Maltase mengubah maltosa menjadi glukosa. Invertase mengubah sukrosa menjadi
fruktosa dan glukosa. Zimase mengubah fruktosa dan glukosa menjadi gas
karbondioksida.
Minyak yang telah diperoleh kemudian dipanaskan selama
beberapa menit lalu disaring. Amati bau,
warna minyak dan galendo serta rendemen minyak dan galendonya. Perbedaan antara
proses enzimatis ragi tape, tempe dan roti, terletak pada perlakuan setelah
fermentasi dilakukan. Setelah fermentasi, minyak dipisahkan dari galendo yang
kemudian dipanaskan selama beberspa menit. Mengamati warna, bau minyak dan
volumenya. Penambahan ragi (roti, tempe dan tape ) sebagai starter guna
memperlancar terjadi fermentasi. Pada ragi tempe warna yang terbentuk adalah putih jernih/agak kuning, bau harum
dan volume sebelum dipanaskan adalah 150 ml setelah proses fermentasi dan
dipanaskan volumenya menjadi 50 ml, kemudian pada ragi tape warna yang
terbentuk adalah putih, bau harum dan volume sebelum dipanaskan adalah 150 ml setelah proses fermentasi
dan dipanaskan volumenya menjadi 56 ml, dan untuk ragi roti warna yang
terbentuk adalah putih
berjamur, bau basi dan volume sebelum dipanaskan adalah 150 ml setelah proses
fermentasi dan dipanaskan volumenya menjadi 45 ml. Serta pengamatan dilakukan
juga terhadap kontrol yaitu tanpa adanya penambahan ragi sebagai indikator
tidak adanya aktivitas oleh mikroba. Setelah diamati ternyata ada perbedaan
antara sampel baik dari segi warna, bau dan volumenya. Menurut
literature, keberadaan air dapat menyebabkan terjadinya hidrolisa pada
trigliserida atau minyak menjadi gliserida dan asam lemak yang akan berdampak
pada degradasi warna dan aroma. Dan untuk volume minyak setelah fermentasi dan
pemanasan yang paling rendah terdpat pada ragi roti hal ini disebabkan oleh
adanya pemanasan yang dapat memisahkan gumpalan- gumpalan dalam minyak yang
akan berdampak pada pengurangan berat minyak.
V.
PENUTUP
A.
Simpulan
Kesimpulan
dari praktikum pembuatan
minyak kelapa fermentasi sebagai berikut.
1.
Teknik pembuatan minyak kelapa secara
umum dapat digolongkan menjadi 3 cara, yaitu teknik basah, teknik pres, dan
teknik ekstraksi pelarut. Teknik basah merupakan teknik yang paling sederhana.
Secara garis besar minyak yang dihasilkan dari teknik ini adalah dengan
memisahkan minyak pada santan hasil remasan parutan buah kelapa segar.
Pemanasan dan sentrifugasi merupakan cara yang digunakan untuk memisahkan
minyak pada santan yang dihasilkan.
2.
Secara fisiologis, ragi mempunyai
persamaan yaitu menghasilkan fermen atau enzim-enzim yang dapat mengubah
substrat menjadi bahan lain dengan mendapat keuntungan berupa energi. Adapun
substrat yang diubah berbeda-beda. Ragi
tape merupakan inokulan yang mengandung kapang aminolitik dan khamir yang mampu
menghidrolisis pati. Ragi tempe merupakan populasi beberapa jenis kapang
Rhizopus,
seperti Rhizopus oligosporus, Rhizopus.
oryzae, Rhizopus stolonifer, yaitu
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks
menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Ragi roti juga
mengandung enzim yang langsung berkaitan dengan fermentasi ada 3 yaitu maltase,
invertase dan zimase. Maltase mengubah maltosa menjadi glukosa.
B. Saran
Saran yang saya ajukan melalui praktikum ini adalah sebaiknya kita
sebagai konsumen makanan memperhatikan kembali potensi bahan yang ada disekitar
kita untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan pokok sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Hui,
Y. H. 2002. Encyclopedia of Food Science And Technology: Volume 2. John Willey And Sons Inc. Canada.
Palungkun, R.
2006. Aneka Produk Olaha Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ratih,
dkk. 2000. Kajian Keamanan & Mutu Minyak Kelapa Terhadap Fermentasi Tradisional Dalam Prosiding
Seminar Nasional Makanan Tradisional. Lembaga
Penelitian Universitas Brawijaya. Malang.
Rindengan,
B. dan Riyanto. 2005. Pengembangan usaha
komersialisasi kelapa muda.
Prosiding Konperensi Kelapa V. Hal 199-208.
Silverstain,
R.M., 2000, Penyelidikan Spektrometrik Senyawa Organik, edisi ke-4, a.b A.J. Hartono, Erlangga, Jakarta, hal. 3-5.
Suhardijono
& Siti Syamsiah. 1987. Bioproses Dalam Industri Pangan. PAU Pangan & Gizi Dan Penerbit Liberty.
Yogyakarta.
Tarwiyah,
Kemal. 2001. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Sumatera Barat. Dewan Ilmu Pengetahuan. Jakarta. (http:
// www. Ristek. go. Id diakses pada
tanggal 25 Juni 2013.
numpang promo ya gan
BalasHapuskami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*