PEMBUATAN WINE (ANGGUR)
By: Jendri mamangkey
I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Proses
fermentasi sering diartikan sebagai proses pemecahan karbohidrat dan asam amino
secara anaerobik, yaitu tanpa memerlukan oksigen. Secara umum proses itu,
berkenaan dengan reaksi biokimia, aktivitas mikroorganisme dalam enzimnya. Pola
fermentasi mikroorganisme mempunyai kisaran luas dalam aplikasi industri,
seperti produksi beer, anggur, produk susu,dan asam-asam organik lainnya.
Bahan makanan terdiri
dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Bahan makanan merupakan
medium pertumbuhan yang baik bagi berbagai macam mikroorganisme. Mikroorganisme
dapat membusukkan protein, memfermentasikan karbohidrat, menjadikan minyak dan
lemak berbau. Meskipun banyak mikroorganisme tidak berbahaya bagi manusia.
Beberapa organisme pencemar dapat mengakibatkan kerusakan, dan yang lain
menimbulkan penyakit atau menghasilkan racun yang menyebabkan peracunan pada
makanan. Beberapa mikroorganisme bersifat menguntungkan misalnya dapat
menghasilkan produk-produk makan khusus. Proses fermentasi membawa dampak
pengawetan bahan pangan disamping peningkatan mutu. Makanan fermentasi umumnya
lebih tahan disimpan, mutu lebih unggul dan adanya senyawa baru yang menentukan
flavour, mikroorganisme yang terlibat
dalam proses fermentasi meliputi kumpulan kapang, yeast, dan bakteri.
Salah satu produk
hasil fermentasi adalah wine. Dewasa ini minuman anggur tidak hanya dibuat dari
buah anggur saja tetapi dari bermacam-macam jenis buah, rasa dan aroma juga
tidak kalah dibanding dengan anggur asli, biasanya nama minuman anggur yang
dihasilkan dikaitkan jenis buah bahan dasarnya misalnya : nenas, pepaya, pisang
dan sebagainya.
Proses
pembuatan minuman anggur (Wine) dari buah-buahan untuk dikonsumsi dilakukan
melalui proses fermentasi dengan menggunakan khamir Saccharomyces cereviceae dan selama fermentasi ini terjadi
pengubahan gula menjadi alkohol. Dalam fementasi sari buah, mikroorganisme yang
berperan terutama dari jenis khamir walaupun dalam proses fermentasi sering ditemukan
adanya bakteri asam laktat dan asam asetat. Khamir yang berperan dalam proses
ini mempunyai sifat umum yaitu dapat tumbuh dengan baik pada kandungan asam
tinggi yang terdapat pada buah, dapat beradaptasi pada konsentrasi SO2, tahan
terhadap konsentrasi gula dan alkohol yang tinggi. Berdasarkan latar belakang
tersebut maka perlu dilakukan praktikum pembuatan wine/anggur ini untuk
mengetahui proses pembuatan
dan fermentasi yang dilakukan oleh kelompok mikroorganisme.
B.
Rumusan
Masalah
Permasalahan yang akan dibahas pada praktikum ini sebagai berikut.
1. Bagaimana proses
pengolahan buah-buahan menjadi minuman anggur?
2. Bagaimana proses
fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme untuk menghasilkan minuman
anggur?
C. Tujuan
Praktikum
Tujuan dari praktikum pembuatan wine/anggur sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui proses
pengolahan buah-buahan menjadi minuman anggur.
2. Untuk mengetahui proses
fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme untuk menghasilkan minuman
anggur.
D. Manfaat
Praktikum
Manfaat yang akan diperoleh melalui praktikum ini sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui proses
pengolahan buah-buahan menjadi minuman anggur.
2. Dapat mengetahui proses
fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme untuk menghasilkan minuman
anggur.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Bioteknologi secara
sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai
contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang
sudah dikenal sejak abad ke-9.Bioteknologi dengan menggunakan mikroorganisme
dapat menghasilkan makanan dan minuman karena dapat tumbuh dengan cepat,
mengandung protein yang cukup tinggi dan dapat menggunakan produk-produk sisa
sebagai substratnya misalnya dari limbah dapat menghasilkan produk yang tidak toksik
dan reaksi biokimianya dapat dikontrol oleh enzim organisme itu sendiri (Umrah,
2012).
Wine adalah minuman
yang sejarahnya bisa ditarik sampai sekitar tahun 6000SM. Berasal dari daerah
Mesopotamia, wine kemudian menyebar ke berbagai bagian dunia. Dahulu
kalawine dihasilkan secara tidak sengaja. Pada suatu hari seorang wanita
Mesopotamia mengumpulkan anggur yang dipetiknya dari ladang lalu disimpan dalam
sebuah tong besar. Buah anggur yang berada di bagian bawah tong pecah karena
tergencet buah anggur di atasnya dan menghasilkan jus anggur yang menggenang di
bawah wadah. Jus anggur ini kemudian tercampur dengan ragi alami yang biasanya
menempel pada kulit buah anggur dan memicu terjadinya proses fermentasi alami.
Setelah itu terjadilah wine seperti yang kita kenal (Handoyo, 2007).
Anggur sari buah nenas adalah
minuman yang merupakan hasil fermentasi larutan sari nenas bergula yang
mempunyai rasa manis keasam-asaman yang menyegarkan dan mengandung alkohol.
Komposisi anggur sangat bervariasi terutama kadar gula, kadar alkohol yang
dihasilkan biasanya 3.5 – 7.3 %. Sedangkan kadar alkohol yang telah mencapai
11-13 % biasanya disebut anggur keras (hard wine) (Amerine et al,
1982).
Proses fermentasi
sering diartikan sebagai proses pemecahan karbohidrat dan asam amino secara
anaerobik, yaitu tanpa memerlukan oksigen. Fermentasi secara umum berkenaan
dengan reaksi biokimia, aktivitas mikroorganisme dan enzimnya. Pola fermentasi
mikrobia mempunyai kisaran luas dalam aplikasi industri, seperti produksi bir,
anggur, produk susu, monosodium glutamat dan asam-asam organik lainnya. Proses
fermentasi membawa dampak pengawetan bahan pangan disamping peningkatan mutu
(Lim, 1998).
Secara biokimia,
fermentasi didefinisikan sebagai suatu yang berhubungan dengan pembangkitan
energi dengan proses katabolisme senyawa-senyawa organik, yang berfungsi
sebagai donor elektron dan terminal elektron acceptor. Senyawa organik
terebut diubah oleh reaksi-reaksi dengan katalis enzim menjadi bentuk lain
(Riadi, 2007).
Organisme pemfermentasi
bahan makanan yang paling penting adalah bakteri pembentuk asam laktat, bakteri
pembentuk asam asetat dan beberapa jenis khamir penghasil alkohol.
Mikroorganisme yang mengakibatkan perubahan-perubahan itu dapat merupakan flora
normal pada bahan yang akan difermentasikan atau dapat ditambahkan sebagai
biakan pemula. Fermentasi bahan pangan terjadi sebagai hasil kegiatan beberapa
jenis mikroorganisme diantara beribu-ribu jenis bakteri, khamir dan kapang yang
telah dikenal. Mikroorganisme yang memfermentasikan bahan pangan untuk
menghasilkan perubahab yang diinginkan dibedakan dari
mikroorganisme-mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan dan penyakit yang
ditularkan melalui makanan. Beberapa mikroorganisme yang bersifat menguntungkan
diantaranya dapat menghasilkan produk-produk makanan, disamping itu
mikroorganisme dapat pula menjadi makanan tambahan untuk hewan dan manusia
(Pelczar & Chan, 1986).
Untuk hidup semua
organisme membutuhkan sumber energi yang diperoleh dari metabolisme bahan
pangan dimana organisme berada di dalamnya. Bahan baku energi yang paling
banyak digunakan diantara mikroorganime adalah glukosa. Dengan adanya oksigen,
beberapa mikroorganisme mencerna glukosa dan menghasilkan air, karbondioksida
dan sejumlah besar energi yang digunakan untuk tumbuh di alkohol tersebut.
Pertumbuhan yang terjadi tanpa adanya oksigen dikenal sebagai fermentasi
(Buckle, 1987).
Biasanya dalam proses
fermentasi alkohol di gunakan khamir murni dari strain Sacharomyces cereviciae. Strain dari Sacharomyces ellipsoids
juga sering di gunakan. Khamir ini dapat mengubah glukosa menjadi alkohol dan
CO2. Umumnya fermentasi dapat memberikan hasil yang memuaskan bila khamir yang
di gunakan berasal dari ragi roti. Dalam kenyataannya banyak proses fermentasi
langsung menggunakan ragi roti yang langsung di masukkan dalam fermentor
walaupun hal ini sebenarnya tidak di benarkan untuk di lakukan. Hal ini karena
tidak semua khamir dapat menghasilkan alkohol yang secara kuantitatif stabil
sehingga sebelum operasionalisasi proses perlu di lakukan seleksi atas
strain-strain khamir (Hidayat, 2006).
Mikroorganisme industri merupakan organisme yang dipilih secara hati-hati
sehingga dapat membuat satu atau banyak produk khusus. Bahkan jika
mikroorganisme industri merupakan salah satu yang sudah diisolasi dengan teknik
tradisional, mikroorganisme tersebut menjadi organisme yang sangat
termodifikasi sebelum memasuki industri berskala besar. Sebagian besar
mikroorganisme industri merupakan spesialis metabolik yang secara spesifik
mampu menghasilkan metabolit tertentu dalam jumlah yang sangat besar pula.
Untuk mencapai spesialisasi metabolik tinggi tersebut, strain industri diubah
secara genetika melalui mutasi dan rekombinasi (Kusnadi, 2003).
Minuman beralkohol adalah minuman
yang mengandung etil alkohol dan dapat mengandung zat lain dalam kadar tertentu
yang tidak membahayakan kesehatan. Jenis minuman beralkohol antara lain :
Anggut (wine), bir dan minuman keras. Anggur (wine) merupakan minuman hasil
fermenasi perasan buah anggur yang dilakukan oleh sel khamir pada proses
fermentasi gula yang terdapat di dalam perasan buah anggur akan dirombak oleh
sel khamir menjadi alkohol dan CO2 (Sa’id 1987).
III. METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum
Pembuatan Fruit Wine (Anggur Buah) dilakasanakan pada hari Selasa, 27 Mei 2013
pada pukul 14.00 – selesai yang bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan
Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Haluoleo,
Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum
Pembuatan Fruit Wine (Anggur Buah) dapat dilihat pada tabel 1.
Bahan
yang digunakan pada praktikum Pembuatan
Fruit Wine (Anggur Buah) dapat dilihat pada tabel 2.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Pembuatan Fruit Wine (Anggur Buah) adalah sebagai berikut:
a. ) Penyiapan sari buah
(filtrate)
Mencuci buah sampai bersih dan memotong kecil lalu diblender
dengan perbandingan air 1:2. Kemudian menyaring
dengan kain bersih untuk memisahkan filtrate dan pulp (ampas).
b. ) Penyiapan nutrient tunggal
Menimbang
50 gr tauge dan memasukkan
kedalam blender, kemudian menambahkan 300 ml air sehingga terbentuk pulp tauge. Lalu merebus selama 10 menit
dalam gelas piala dan menyaring
sampai jernih.
c.) Penyiapan Starter
Menyiapkan ragi Saccharomyces
cerevisiae, lalu melarutkan dengan menggunakan air hangat.
d.) Pembuatan anggur (wine)
Menambahkan sebanyak 300 ml
ekstrak tauge dan 250 gr gula pasir untuk 500 ml sari buah. Setelah itu dicukupkan volume menjadi 1500
ml dengan air bersih. Mengukur pH
menjadi 4-5 dengan H2SO4 1 N. Kemudian melakukan pasteurisasi selama 15
menit pada suhu 700C. Memasukkan
dalam botol-botol fermentasi yang telah disterilkan. Menginokulasi starter sebanyak 3-5
% (v/v). Menutup botol dengan sumbat
gabus tersebut yang telah diberi selang plastic yang ujungnya dalam air
(kondisi anaerob). Lalu difermentasi
selama 2 minggu atau lebih selanjutnya masak sekali lagi atau dipasteurisasi lagi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
Hasil pengamatan yang diperoleh pada
praktikum Pembuatan Anggur (Wine) adalah
sebagai berikut:
1. Pengamatan pada saat fermentasi dan setelah
pasteurisasi
Mna daftar oustaka nya bos
BalasHapusnumpang promo ya gan
BalasHapuskami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*