Anak-Anak Berhak atas Diversitas Nutrisi Makanan, Bukan Homogenitas! #1000HariTerbaik
Kelahiran buah hati
adalah harta terbesar dan berharga yang tiada bernilai. Bayangkan saja, waktu
mengandung adalah masa penantian yang cukup menguras energi kesabaran. Bagaikan
menjaga dan membentengi sebatang emas. Mengendalikan asupan nutrisi buah hati
dalam kandungan tetap terjaga, dan terjamin kebutuhan itulah perlindungan
baginya.
Akhirnya kesabaran lunas
terbayarkan oleh tangisan dan senyuman buah hati ketika mata mulai menengadah
melihat sang bunda. Oek! Oek! Si bayi mungil kembali membunyikan alarm, tanda
ia lapar.
Jelaslah ASI adalah
makanan tepat yang harus diberikan untuk meredam tangisan. Tidak perlu ditanya
dasyatnya manfaat ASI tiada tertandingi lagi. Masalah mulai menggerogoti ketika
sang bayi mulai tumbuh dan berkembang, di situlah para orang tua mulai menyurut
semangatnya dalam hal perawatan.
Lemahnya pengawasan
tumbuh dan berkembangnya mengakibatkan keabnormalan bayi dan anak.
Konsekuensinya hari ini Indonesia berhasil menabung anak-anak yang
bergejala stunting (gejala kerdil).
Fakta ini tercatat jelas
oleh UNICEF/WHO/World Bank (2017) yang memperlihatkan dengan jelas Indonesia
menempati peringkat empat kategori balita stunting berjumlah
8.8 juta (tersaji dalam tabel). Bukanlah jumlah yang sedikit, dan akan terus
mengalami natalitas jika tidak ada revolusi yang memberantas.
Tabel
balita stunting setiap negara berdasarkan data
UNICEF/WHO/World Bank (2017)
Revolusi mental
merupakan revolusi kekinian yang menggaet banyak sektor kehidupan Indonesia.
Saatnya sektor pemikiran para orang tua juga perlu diterapkan revolusi. Jelas
sekali harapannya, revolusi ini akan mentransformasi tindakan kearah degradasi
pertumbuhan balita stunting.
Revolusi Melalui Pola
Makan
Berbicara namanya
revolusi, berarti adanya perubahan lewat sebuah aksi. Siapa yang wajib
direvolusi? “Para orang tua pastinya”.
Pola hidup sehat bayi
dan anak diawali dengan pembagian pemberian makanan. Ingat para ibu sekalian,
pemberian makanan ini ada aturan mainnya, disesuaikan umur bayi dan anak.
Artikel ini membaginya menjadi 3 batch:
- Batch I: usia 0-6 bulan, ASI menjadi satu-satunya kebutuhan
bayi
- Batch II: usia 6-12 bulan, ASI hanya diperlukan untuk 1/2 kebutuhan
bayi
- Batch III: usia 12-24 bulan, ASI berkontribusi hanya 1/3 untuk
kebutuhan bayi
Jika bayi telah berumur
6 bulan, ASI tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, oleh karenanya
diperlukan superhero, yaitu pasangan ASI dan perkenalkan namanya MP-ASI. MP-ASI
merupakan singkatan dari makanan pendamping ASI.
Bagaimana
memberikan introduce MP-ASI? Simak dan ikuti penjelasannya.
- Bertahapnya pengenalan jenis,
tekstur, frekuensi dan jumlah
- Uji coba pemberian makanan
untuk pertama kali bubur tepung beras merah (kaya zat besi dan vitamin B6) plus ASI,
sendoki juga buah pisang. Jika bayi menolak makanan baru, maka makanan
diberikan sebelum ASI.
- Jenis makanan baru perlu
diperkenalkan satu per-satu dan terus lakukan pengulangan selama 2 hari,
tujuannya untuk memperkenalkan aroma, rasa dan jenis makanan.
- Untuk mengamati progres
terhadap pemberian makanan baru, perlu dilakukan ulangan 10 hingga 15 kali
sebelum diketahui bahwa bayi tidak menyukai makanan tersebut, intinya
harus sabar Ibu-Ibu.
- Ketika tercapai tahap menyukai
makanan baru, lanjutkan dengan penambahan bertahap jumlah makanan yang
sesuai dan pastinya dapat dihabiskan oleh bayi.
- Protein hewani urgensi
keberadaannya bagi tumbuh dan berkembangnya bayi. Lakukan 3 M (masak
hingga matang, menghaluskan, dan melumatkan)
- Baiknya lagi jika ASI digunakan
untuk memasak bubur tidak lagi menggunakan air
Ada ketentuan yang wajib
para Ibu ketahui, bahwa untuk memenuhi kebutuhan akan zat besi setelah usia 6
bulan usahakanlah mengenalkan beras terlebih dahulu. Kadangkala masih ada yang
memberikan gandum dan campuran sereal (mengandung gluten), ada baiknya ditunda
dulu hingga usia bayi 8 bulan.
Diversitas makanan untuk
bayi dan anak
Memasuki umur 6 sampai
24 bulan, ASI butuh pendamping khusus. Dahulu kita ingat dengan slogan 4 sehat
5 sempurna. Hari ini regenerasi istilah telah tercipta, berkat kombinasi
pemikiran para pemerhati nutrisi makanan, kini empat bintang yang terdiri
dari makanan pokok, protein nabati, protein hewani dan sayur hadir dan
mengambil ancang-ancang untuk mendobrak nutrisi anak kearah yang lebih baik.
Makanan pokok
Karbohidrat menjadi
pionir bagi kebutuhan esensial seorang bayi dan anak. Tidak semua jenis
karbohidrat layak dikonsumsi, oleh karenanya ada beberapa makanan berkabohidrat
yang layak dikonsumsi. Utamanya adalah beras merah, beras putih, kentang,
jagung manis, dan oatmeal
Tahukah anda!
Monosakarida glukosa
dari karbohidrat akan menjadi sumber energi bagi tubuh si kecil yang
menyebabkan ia tetap aktif.
Protein
Protein yang tercerna
adalah dalam bentuk asam-asam amino. Anak-anak yang memiliki resiko stunting tinggi
karena keterbatasan asupan asam-asam amino esensial dalam makanan seperti
triptofan dan lisin (Nuss and Tanumihardjo, 2011). Konsumsi protein akan
mencukupi kebutuhan tubuh untuk mendukung fungsi sistem imun demi membentengi
diri anak dari penyakit-penyakit menular. Perlu diketahui ada dua jenis protein
yaitu protein hewani dan nabati.
Protein hewani terdiri
dari daging ayam, telur, daging sapi dan ikan salmon.
Tahukah anda!
Protein hewani ini
memiliki dwifungsi loh, mendukung pembentukan sel otot si mungil sekaligus
sumber energi agar dapat bergerak. Keren ya…!
Protein nabati yang
meliputi kacang hijau, tempe, kacang merah, tahu, dan kacang polong.
Tahukah anda!
Protein nabati dengan
kandungan serat tinggi sebagai senjata andalannya, membantu kelancaran sistem pencernaan.
Wah tidak kalah keren dari protein hewani ya…!
Sayur
Pepatah mengatakan,
Yamaha tanpa Rossi bagaikan sayur tanpa garam. Demikian juga variasi kebutuhan
nutrisi bayi dan anak, akan lahir pepatah anak tanpa sayur bagaikan hidup tidak
berdiri. Mengapa demikian, karbohidrat dan protein saja tidak cukup untuk
menopang masa tumbuh dan berkembang bayi dan anak. Oleh karena itu, wajib para
ibu sekalian memberikan asupan sayuran bagi bayi dan anaknya.
Tahukah anda!
Sayur itu kaya, berkat
kekayaan vitamin dan mineralnya dia mencukupi kebutuhan nutrisi sang buah hati.
Super duper ya…!
Mari para orang tua
sekalian, wahai ibu dan bapak #1000HariPertamaAnanda adalah kewajiban berharga.
Anak adalah harta tak ternilai, berikan dia makanan bernutrisi lengkap.
Singkirkan hidangan makanan yang bersifat homogenitas (satu jenis), hari ke
hari tidak ada variasi. Ayo usahakanlah diversitas (beragam) nutrisi makanan
yang tersaji setiap harinya
Tanggalkanlah hobi tidak
mementingkan kebutuhan nutrisi bayi dan anak, caplah dalam pemikiran bahwa bayi
dan anak itu warisan dari sang pencipta yang perlu dijaga dan dipelihara.
Hari ini adalah saatnya
bagi orang tua menyalurkan kekuatan berpikir terbaiknya untuk mengambil bagian
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan tentunya sang buah hati ikut
melaksanakan ketertiban dunia berkat kecerdasannya.
Epilog paragraf “anak
cendekia ekonomi bangsa berwibawa”.
Referensi
Nuss, E.T.,
Tanumihardjo, S.A., 2011. Quality protein maize for Africa: closing the protein
inadequacy gap in vulnerable populations. Adv. Nutr.
2:217-224.
Komentar
Posting Komentar