Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan #AskBNI: Malu Bertanya Banyak Ruginya, Berani Bertanya Banyak Untungnya
Dinamika emosional seseorang diberbagai tempat dalam sebuah komunitas
sangatlah beraneka ragam adanya. Rasa
malu terhadap sesuatu yang akan diungkapkan menjadi salah satu bentuk emosi,
sering dijumpai dalam keseharian kita. Belum diketahui secara pasti hal-hal
yang menjadi kontribusi utama meningkatnya rasa malu itu. Dalam proses rasa
malu itu, rasa bimbang dan ragu selalu menghantui, yang pada akhirnya
terciptalah rasa penyesalan “mengapa saya tidak menanyakan hal itu ya?” dan
dijawab secara gamblang “sudahlah nanti bisa cari solusi yang lain kok, gitu
aja repot”. Jawaban yang singkat, padat dan penuh dengan rasa emosional, dan
tidak diketahui kapan, dimana dan siapa yang akan menjawab rasa keingintahuan
kita ini.
Dalam
perspektif psikologi, emosi kesadaran diri khususnya rasa malu terjadi dalam
konteks interpersonal dan selalu berkaitan dengan proses penaksiran. Proses
penaksiran selalu memunculkan rasa emosional karena hanya melibatkan pemahaman
kognitif semata mengenai keadaan tertentu. Penaksiran secara personal yang
bertumpu pada hasil yang dipikirkan secara individual, sehingga mengakibatkan
menurunnya rasa keberanian untuk mengungkapkan hal-hal yang masih tanda tanya.
Saya
termasuk dari sekian banyak nasabah pengguna jasa layanan BNI, sejak kuliah S1
saya menggunakan ATM BNI untuk keperluan tabungan pendidikan. Apalagi sejak
saya dapet beasiswa PPA dari kampus yang mewajibkan menggunakan ATM BNI, karena
kerjasama kampus dengan BNI cukup luas dalam lingkup transaksi internal kampu.
Suatu ketika saya akan mengambil uang di ATM, tiba ditempat pengambilan uang
ternyata saya sudah lupa passwordnya, mencoba dan mencobalah saya hingga salah
password untuk ketiga kalinya, hasilnya kartu ATM terblokir.
Saya
pun merasa bingung apa yang harus dilakukan, tanpa tindakan lanjutan. Saya pun
tidak bisa menggunakan ATM selama 1 bulan, karena malu untuk mempertanyakan hal
ini kepada siapapun. Akibat dari hal ini saya pun mengalami:
1.
Bingung dan gelisah
2.
Kurang berkosentrasi
selama perkuliahan
3.
Semangat berkurang
4.
Terbawa pikiran
terus-menerus
5.
Meminjam uang kepada
kawan
Satu bulan kemudian, salah seorang kawan saya pun
bertanya dengan raut wajah yang penasaran ‘tumben kamu pinjam terus uang lor?’
lor nama rumahan saya. Saya pun menjawab dengan raut wajah malu ‘selama sebulan
ini kartu ATM saya terblokir’. Inilah kebiasaanmu yang tidak hilang-hilang,
malu dipupuk terus. Ayo sekarang kita urus kartu ATM mu itu (tegas kawan saya
itu). Kemudian saya pun dengan lugu dan malu menyahut kawan saya, emang bisa
diurus lagi ya? Ehm ternyata selain malu kamu juga wong deso ya, itulah kalau
kamu ngak pernah menanyakan kepada orang lain termasuk aku ini sebagai kawanmu,
nanti kalau ditanyai duluan baru deh mau bilang. ATM mu yang terblokir ini bisa
saja kita urus lagi, ada 2 caranya:
1. Secara langsung,
artinya langsung ke bank tempat kamu mendaftarkan
rekening, dengan membawa: KTP, buku tabungan sama kartu ATMnya, oh iya kalau
misalnya ada kawanmu yang bermasalah sepertimu dan dia berasal dari luar
provinsi beritahu dia untuk membawa Surat Keterangan Domisili.
2. Secara tidak
langsung, nah kalau yang ini kita langsung aja ke mesin ATM nya (BNI), caranya
begini:
Setelah kartu ATM dimasukkan akan keluar
menu utama, lalu pilihlah menu “mutasi rekening”. Kemudian akan
muncul sub menu tampilkan pada layar, selanjutnya pilihlah bagian sub menunya
itu rekening
tabungan, setelah itu akan tampil pada layar mesin ATM No.
Rekening (xxxx-xxxx-xxxx-xxxx), penjelasan dapat diilustrasikan melalui
gambar dibawah ini.
Saya
pun dengan rasa heran bertanya kepada kawan ‘lho kamu kok tau caranya untuk
ngurus kartu ATM terblokir sih?, jawabnya pun ‘sebenarnya aku pun pernah
seperti dirimu, kartu ATM ku setahun yang lalu juga terblokir. Ohh, trus kamu
nanya masalah ini kesiapa? Pasti kamu juga malukan. He he he he (jawab kawanku
yang satu ini), aku pun sama malu juga. Owalahhhh (jawabku) kamu juga pemalu
tohhh....
Maka
dari itu aku menasehatkanmu agar jangan malu untuk bertanya, malu
bertanya banyak ruginya ketimbang untungnya lho. Ini pengalamanku yang
seharusnya tidak terjadi lagi kepadamu. Untuk itu jikalau ada yang menanyakan
hal ini kepadamu kamu akan dengan mudah untuk menjelaskannya. Akhirnya saya pun
mengetahui mekanisme mengurus kartu ATM yang terblokir. Beberapa minggu
kemudian, masalah yang sama pun terjadi pada kawan kuliah saya, dan untungnya
saya pun dengan lancar dapat memberikan solusinya, nah ini dia keuntungan yang
dapat kita terima jika rajin bertanya:
1. Menambah
pengetahuan baru
2. Waktu
yang akan datang dapat memberikan solusi
3. Merupakan
kepuasan tersendiri dapat membantu orang lain
Akhirnya saya pun
dengan niat dan tekad yang kuat untuk membuang rasa malu itu secara perlahan.
Suatu hari saya akan mendaftarkan diri mengikuti seleksi beasiswa pascasarjana
dari kementerian pendidikan, pendaftaran pun dilakukan melalui sistem online,
kemudian ada perintah untuk membayarkan uang pendaftaran dan tes di Universitas
tujuan. Pembayaran harus dilakukan pada hari itu juga, ehmmm bingunglah saya.
Tapi untungnya rasa malu tadi saya sudah buang tuhhh, saya pun menanyakan hal
ini kebagian cabang bank BNI terdekat, karena Universitas yang saya tuju ini
diluar provinsi. Bagaimana mekanismenya pun terjawab, hasil dari saya bertanya
pada pegawai banknya. Hasilnya saya terdaftar sebagai calon penerima beasiswa post graduate student itu, tra
laalaaaaaa, traaaliliiiii (dengan wajah yang girang).
Saya
pun berangkat ke kota tujuan universitas, tempat dimana saya belum pernah
menginjakkan kaki disana. Pesawat pun lepas landas, selama ± 8 jam perjalanan
dengan rute Kendari-Jakarta-Medan. Akhirnya saya pun tiba dikota “HORAS”,
dengan tanpa pengalaman ini pun saya kembali bingung dan sama sekali tidak tahu
kemanakah saya akan tinggal, untungnya aja sebelum datang kemari, saya
mengontak kawan saya yang lagi kuliah pascasarjana di Jogya. Ini dia untungnya
punya banyak kawan, dan tidak malu tuhhh untuk bertanya ma kawan kita sendiri
guysss. Dia pun menyarankan untuk menghubungi kawannya yang ada di Medan, karena
saya kembali teringat saran dari kawan saya itu “malu yang merugikan” saya menghubungi kawan dari kawan saya yang di
Jugya itu, SKSD (Sok kenal Sok dekat) lah saya. Nah sebagai tambahannya,
berdasarkan pengalaman saya untuk menghilangkan rasa malu itu kita perlu
bersemangat untuk SKSD nya dan jangan lupa gunakan etika berbicara yang santun
dan sopan pasti sang penerima pertanyaan tidak akan sungkan-sungkan
memberitahukan hal yang kita tanyakan. Pada akhirnya, kawan yang di Medan ini
menawarkan untuk sementara waktu tinggal dirumahnya. Syukurlah saya tidak
menggembel dikota ini (dalam hati saya), saya pun tinggal dirumah kawan selama
2 minggu, nahhh nambah lagi kawan dari luar provinsi. Setelah melaksanakan
ujian tertulis dan tes wawancara untuk beasiswa post graduate student, pengumuman pun tiba (10 September 2015) nama
saya tercantum dalam pengumuman itu. Ehmm akhirnya tidak ada yang sia-sia dari
keberanian ini ya!!! Tentunya berani bertanya guysss.....
Jadi
sebagai kesimpulannya, menurut saya ada beberapa kerugian malu bertanya dan
keuntungan berani bertanya.
Kerugian
malu bertanya antara lain:
1. Emosional
menjadi tidak seimbang; artinya secara emosional kita tidak bisa mendaur
permasalahan menjadi sebuah solusi yang konkret,
2. Timbul
keragu-raguan secara kontinyu; artinya tidak ada kepastian yang tercipta dari
masalah yang kita hadapi,
3. Wawasan
yang tidak pernah meluas; artinya pengetahuan yang kita miliki hari ini tidak
ada perbedaan dengan apa yang kita ketahui keesokkan harinya,
4. Pengalaman
yang dangkal; artinya kita tidak memiliki pengalaman yang lebih untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks,
Keuntungan
berani bertanya antara lain:
1. Rasa
percaya diri meningkat; artinya secara emosional kita menjadi pribadi yang peka
terhadap masalah, karena hal itu telah kita pernah alami,
2. Selalu
ada kepastian; artinya tidak ada keraguan dari apa yang kita pertanyakan,
3. Memperbanyak
pengetahuan baru; artinya hal yang sebelumnya kita tidak pahami akan menjadi
hal yang membuat kita ketagihan untuk lebih mengetahuinya secara mendalam lagi,
4. Dapat
mengkarakterisasi masalah kompleks untuk menciptakan referensi-referensi baru
dalam memberikan solusi; artinya permasalahan yang kita jumpai seringkali kita
merasakan kemustahilan untuk mencari solusinya, nah dengan mengetahui
karakter-karakter dari masalah itu maka solusinya akan berkesinambungan.
Nah
itulah yang menjadi kesimpulan saya, sama-sama banyak sih ruginya banyak
untungnya juga banyak, sekarang pilih yang mana rugi banyak atau untung yang
banyak.
Komentar
Posting Komentar