MIKROBIOLOGI PERAIRAN



LAPORAN MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
PRAKTIKUM II
ISOLASI MIKROORGANISME DI AIR





OLEH :
NAMA                                    : JENDRI MAMANGKEY
STAMBUK                             : F1 D1 10 004
ASISTEN PEMBIMBING    : TAUFIK WALHIDAYAH
                                                              WD. ASNIANTI SIRZA




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
I.   PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Populasi mikroorganisme pada umumnya terdapat dalam populasi campuran. Sulit ditemukan mikroorganisme tersebut sebagai satu spesies tunggal. Di sisi lain, untuk mencirikan dan mengidentifikasikan suatu spesies mikroorganisme tertentu, yang pertama harus dilakukan adalah memisahkannya dari organisme lain, hingga diperoleh biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal.
Seperti pada umumnya di dalam habitat/tempat lainnya, juga kelompok mikroba yang didapatkan hidup di dalam air terdiri dari bakteri, fungi, mikroalga, virus dan protozoa. Kelompok-kelompok tersebut, kehadirannya di dalam air ada yang mendatangkan keuntungan, tetapi juga banyak yang mendatangkan kerugian. Untuk memperoleh spesies mikroba tersebut maka perlu dilakukan teknik mengisolasi.                                                                              Isolasi mikroorganisme adalah proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain, hal ini perlu dilakukan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, dimana hanya diperlukan satu macam mikroorganisme saja dalam suatu populasinya. Pengambilan sampel praktikum kali ini berasal dari sumber perairan berbeda yakni air laut, air sumur, dan air sungai. Dalam melakukan isolasi mikroorganisme, terlebih dahulu kita harus memperhatikan alat-alat yang digunakan apakah sudah steril, agar tidak terkontaminasi oleh udara luar yang dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang tidak kita inginkan pada  suatu  medium. Untuk  tujuan tersebut digunakan  media  aseptis  untuk  mencegah  kontaminasi. Berdasarkan  latar belakang tersebut isolasi mikroorganisme di
air perlu dilakukan.
B.   Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum Isolasi Mikroorganisme di air adalah:
1.      Mikroorganisme apa saja yang terdapat di air?
2.      Berapa jumlah mikroorganisme yang terdapat di air?
3.      Bagaimana pengaruh tekanan osmosis terhadap pertumbuhan
mikroorganisme?
C.   Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Isolasi Mikroba di air yaitu adalah: 
1.    Untuk mengetahui mikroorganisme apa saja yang terdapat di air
2.    Untuk mengetahui berapa jumlah mikroorganisme yang terdapat di air
3.    Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan mikroorganisme terhadap
4.    tekanan osmosis
D.   Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum Isolasi Mikroorganisme di Air adalah:
1.      Dapat mengetahui mikroorganisme apa saja yang terdapat di air
2.      Dapat mengetahui berapa jumlah mikroorganisme yang terdapat di air
3.      Dapat mengetahui pengaruh pertumbuhan mikroorganisme terhadap tekanan osmosis





















II.   TINJAUAN PUSTAKA
            Bahan nutrisi dipersiapkan untuk pertumbuhan bakteri di laboratorium yang disebut kultur media. Beberapa bakteri dapat tumbuh dengan baik pada hampir semua media kultur; lainnya memerlukan media kultur khusus yang pada akhirnya akan ada suatu pertumbuhan yang disebut inokulum. Untuk tujuan tersebut diperlukan media yang diperkaya (enrichment culture) untuk memperbanyak bakteri yang dimaksud. Beragam media untuk isolasi jenis-jenis bakteri diuraikan secara detail pada Handbook of Media for Environmental Microbiology (Atlas dan Ronald, 2005).
            Air yang ada di permukaan bumi berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan letak sumbernya air dibagi menjadi tiga, yaitu air hujan, air permukaan dan air tanah. Air hujan merupakan sumber utama dari air di bumi. Air ini pada saat pengendapan dapat dianggap sebagai air yang paling bersih, tetapi pada saat di atmosfer cenderung mengalami pencemaran oleh beberapa partikel debu, mikroorganisme dan gas (misal : karbon dioksida, nitrogen dan amonia). Air permukaan meliputi badan-badan air semacam sungai, danau, telaga, waduk, rawa dan sumur permukaan. Sebagian besar air permukaan ini berasal dari air hujan dan mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah dan lainnya. Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi, kemudian mengalaMI penyerapan ke dalam tanah dan penyaringan secara alami. Proses-proses ini menyebabkan air tanah menjadi lebih baik dibandingkan air permukaan (Chandra, 2007).
            Metode umum yang digunakan dalam pemurnian biakan ada dua yaitu metode cawan gores, metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Metode cawan tuang, cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan ( ±50­­ oC ) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umunya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi (Hadioetomo,1993).
            Metode isolasi yang digunakan ada beragam macamnya. Macam-macam metode  isolasi tersebut antara lain isolasi tunggal merupakan metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yang mengandung mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian diteliti dibawah obyektif mikroskop, isolasi gores merupakan metode isolasi dengan cara menggeser atau menggoreskan ujung jarum ose yang telah mengandung mikroorganisme dengan hati-hati di atas permukaan agar secara zig zag yang dimulai dari dasar tabung menuju ke bagian atas tabung, isolasi tebar merupakan metode isolasi dengan cara menebarkan bahan yang  mengandung mikroorganisme pada permukaan atas tabung dan isolasi tuang merupakan metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel  campuran bakteri yang telah diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan  didalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer (Dwidjoseputro, 2003).
            Umumnya larutan hipertonik menghambat pertumbuhan mikroorganisme karena dapat menyebabkan plasmolisis. Medium yang paling cocok bagi kehidupan mikroorganisme adalah medium isotonik terhadap isi sel mikroorganisme. Larutan garam atau larutan gula yang agak pekat mudah menyebabkan plasmolisis. Sebaliknya, mikroorganisme yang ditempatkan pada air suling (aquades) akan kemasukan air sehingga dapat menyebabkan pecahnya sel mikroorganisme tersebut, hal ini dinamakan plasmoptisis (Waluyo, 2007).














III.  METODE PRAKTIKUM
A.  Waktu dan Tempat
            Praktikum Isolasi Mikroorganisme dari Air dilaksanakan pada tanggal 25-29 November 2013, dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas Haluoleo, Kendari.
B.  Alat dan Bahan
  Alat yang digunakan pada praktikum Isolasi Mikroorganisme dari Air dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Kegunaan pada praktikum Isolasi Mikroorganisme dari Air
No.
Nama Alat
Kegunaan
1.
Autoklave
Untuk sterilisasi alat dan bahan
2.
Botol gelap
Untuk tempat mengambil sampel
3.
Laminar air flow
Untuk tempat bekerja secara aseptis
4.
Bunsen
Untuk pemijaran
5.
Cawan petri
Untuk tempat pertumbuhan mikroorganisme
6.
Inkubator
Untuk tempat menginkubasi sampel
7.
Colony Counter
Untuk menghitung jumlah koloni
8.
Hot plate
Untuk memanaskan media
9.
Botol ampul
Untuk tempat pengenceran
10.
Tabung reaksi
Untuk menyimpan media dengan larutan NaCl yang akan disterilisasi
11.
Mikro pipet
Untuk mengambil larutan pada saat pengenceran





Bahan yang digunakan pada praktikum Isolasi Mikroorganisme dari Air dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 1. Alat dan Kegunaan pada praktikum Isolasi Mikroorganisme dari Air
No.
Nama Bahan
Kegunaan
1.
Air laut, air sungai dan air sumur
Sebagai sampel
2.
NaCl
Sebagai penambah garam
4.
PCA (Plate Count Agar)
Sebagai medium tumbuh mikroorganisme
5.
Aquades steril
Sebagai bahan untuk pengenceran

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Isolasi Mikroorganisme dari Air  adalah sebagai berikut:
1. Mensterilkan semua alat-alat yang akan digunakan
2. Mengambil sampel air laut, air sungai dan air sumur
3. Membuat pengenceran sampai 10-3
4. Dari pengenceran yang dikehendaki sebanyak 1 ml larutan tersebut dipipet kedalam cawan petri steril.
5. Mengisolasi mikroorganisme menggunakan  media NA (Nutrient Agar) yang sudah diberikan konsentrasi NaCl yang berbeda-beda yaitu untuk air laut yaitu 2,5 M, 3,5 M, dan 5 M. Sedangkan untuk air sungai dan air sumur yaitu 0,5 M, 2 M, dan 3,5 M.
6. Menuangkan media yang telah dicairkan kedalam cawan petri tersebut, memutar cawan petri diatas meja dengan gerakkan seperti angka delapan untuk menyebarkan sel-sel mikroba secara merata.
7. Setelah agar memadat, cawan-cawan tersebut diinkubasi dengan posisi terbalik selama 24 jam.
8. Mengamati koloni mikroorganisme yang terbentuk, membandingkan satu sama lain.
9. Memasukkan kedalam tabel pengamatan.
10. Dokumentasi.

















IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN
A.   Hasil Pengamatan
          Hasil pengamatan pada praktikum Isolasi Mikroorganisme dari Air
No.
Sampel
Konsentrasi NaCl (molar)
Gambar
Jumlah Koloni
TPC(CFU/gr)
1.






Air Laut






2,5
6
6 x 10-3
3,5
7
7 x 10-3
5
-
-





2.







Air Sungai







0,5
150
150 x 10-3
2
31
31 x 10-3
3,5
11
11 x 10-3






3.







Air Sumur












0,5





5
5 x 10-3

2
4
4 x 10-3

3,5
1
1 x 10-3


B.   Pembahasan
          Air merupakan materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satu pun makhluk hidup di dunia ini tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan hewan, monera, protista, dan fungi sebagian besar tersusun atas air. Misalnya, pada sel-sel tumbuhan terkandung lebih dari 75% atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67%.         
          Karakteristik fisika air meliputi kekeruhan, suhu, warna, zat padat terlarut, bau dan rasa. Penyebab terjadinya kekeruhan dapat berupa bahan organik maupun anorganik, seperti lumpur dan limbah industri. Suhu air mempengaruhi jumlah oksigen terlarut. Makin tinggi suhu air, jumlah oksigen terlarut makin rendah. Warna air dapat dipengaruhi oleh adanya organisme, bahan berwarna yang tersuspensi dan senyawa-senyawa organik. Bau dan rasa dapat disebabkan oleh adanya mikroorganisme dalam air seperti bakteri, adanya gas H2S hasil peruraian senyawa organik yang berlangsung secara anaerobik.
          Air yang jernih tidak menjamin bahwa air tersebut bebas dari kehidupan mikroorganisme, perlu pengujian lanjutan dalam skala laboratorium untuk memastikan kemurnian air. Namun mikroorganisme yang terdapat di air sangat kompleks sehingga diperlukan suatu metode untuk memisahkan satu jenis mikroorganisme dengan mikroorganisme lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroorganisme, metode ini disebut dengan isolasi. Yakni dengan mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi mikroorganisme adalah sifat dan jenis mikroorganisme, habitat mikroorganisme, medium pertumbuhan, cara menginokulasi dan inkubasi, cara mengidentifikasi, dan cara pemeliharaannya.
               Perlakuan pada praktikum kali ini diawali dengan membuat pengenceran sampai 10-3 dari sampel air laut, air sungai dan air sumur. Kemudian dari pengenceran yang dikehendaki sebanyak 1 ml larutan tersebut dipipet kedalam cawan petri steril. Mengisolasi mikroorganisme menggunakan  media NA (Nutrient Agar) yang sudah diberikan konsentrasi NaCl yang berbeda-beda yaitu untuk air laut yaitu 2,5 M, 3,5 M, dan 5 M. Sedangkan untuk air sungai dan air sumur yaitu 0,5 M, 2 M, dan 3,5 M. Medium NA berfungsi untuk membiakan kultur bakteri. Kemudian menuangkan media yang telah dicairkan kedalam cawan petri tersebut, memutar cawan petri diatas meja dengan gerakkan seperti angka delapan untuk menyebarkan sel-sel mikroba secara merata. Setelah agar memadat, cawan-cawan tersebut diinkubasi dengan posisi terbalik selama 24 jam. Lama inkubasi ini ditentukan berdasarkan waktu yang diperlukan bakteri untuk melakukan perbanyakan selnya.
          Percobaan sampel air laut menggunakan konsentrasi NaCl 2,5 diperoleh bakteri yang masih bertahan hidup sebanyak 6 sel, konsentrasi NaCl 3,5 bakteri yang masih bertahan hidup sebanyak 7 sel dan konsentrasi NaCl 5 tidak menunjukkan adanya bakteri yang bertahan hidup. Hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa pada konsentrasi NaCl 3,5 M bakteri yang masih bertahan lebih banyak dari pada pada konsentrasi NaCl 2,5 M dan 5 M. Hal ini disebabkan bakteri yang hidup pada air laut telah teradaptasi untuk hidup pada konsentrasi NaCl tersebut. NaCl dapat menyebabkan berkurangnya jumlah air, sehingga kadar air menjadi berkurang dan hal ini menyebabkan aktifitas mikroorganisme terhambat, dapat menyebabkan protein mikroorganisme terdenaturasi, dapat menyebabkan sel-sel mikroorganisme menjadi lisis karena perubahan tekanan osmosis, memiliki daya toksisitas yang tinggi pada mikroorganisme serta dapat memblokir sistem respirasinya. Sehingga pada pengamatan untuk konsentrasi NaCl 5 M tidak adanya bakteri yang mampu bertahan hidup.
          Pengamatan berikutnya pada sampel air sungai pada konsentrasi NaCl 0,5 M bakteri yang masih bertahan hidup sebanyak 150 sel, pada konsentrasi NaCl 2 M bakteri yang masih bertahan hidup sebanyak 31 sel dan konsentrasi NaCl 3,5 M bakteri yang masih bertahan hidup sebanyak 11 sel. Hal ini berhubungan dengan tingkat konsentrasi NaCl yang ditambahkan pada sampel air sungai. Diketahui bahwa konsentrasi NaCl pada air sungai sangat kecil, sehingga mikroorganisme yang mampu bertahan pada air sungai adalah yang teradaptasi pada konsentrasi NaCl dengan kemolaran terendah. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan bakteri yang mampu bertahan hidup pada konsentrasi NaCl 0,5 M yaitu sebanyak 150 sel. Penyebabnya karena NaCl akan meningkatkan tekanan osmotik substrat, yakni terjadi penarikan air dari dalam sel mikroorganisme, sehingga sel akan kehilangan air dan mengalami pengerutan, ionisasi garam akan menghasilkan ion khlor yang beracun terhadap mikroorganisme serta dapat mengganggu kerja enzim proteolitik karena dapat mengakibatkan terjadinya denaturasi protein. Sehingga pengamatan pada air sungai dengan konsentrasi NaCl 3,5 M adanya 11 sel bakteri yang mampu bertahan hidup.
          Pengamatan terakhir dilakukan pada sampel air sumur, diperoleh hasil pada konsentrasi NaCl 0,5 M bakteri yang masih bertahan hidup sebanyak 5 sel , konsentrasi NaCl 2 M  bakteri yang masih bertahan hidup sebanyak 4 sel,  dan pada konsentrasi NaCl 3,5 M bakteri yang mampu bertahan hidup hanya 1 sel. Berdasarkan pengamatan bahwa bakteri yang mampu bertahan hidup pada konsentrasi NaCl 0,5 M, karena masih mentolerir konsentrasi NaCl tersebut. Hal ini dikarenakan sel bakteri tidak tahan dengan kondisi yang kadar garamnya tinggi karena mengganggu aktivitas metabolismenya.
          Faktor tekanan osmotik dalam konsentrasi garam perlu dikendalikan untuk kelangsungan hidup mikroorganisme. Tekanan osmotik merupakan membran yang memisahkan dua larutan yang berbeda konsentrasinya. Tekanan osmotik suatu larutan sangat bergantung pada zat yang terlarut di dalamnya. Dua larutan yang memiliki tekanan osmotik sama dikatakan isotonik dan jika tidakn sama atau lebih tinggi dinamakan hipertonik sedangkan yang lebih rendah disebut hipotonik. Untuk bakteri yang hidup di laut dan mikroorganisme yang sudah beradaptasi mampu bertahan hidup pada konsentrasi garam tinggi  disebut mikroorganisme halofilik dan tekanan osmotik yang tinggi pula disebut mikroorganisme osmofilik.  
         



    
 




    


V.   PENUTUP
A.  Simpulan
          Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum isolasi mikroorganisme di air, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Mikroorganisme yang terdapat di air antara lain kelompok bakteri, fungi, dan mikroalga. Contoh kelompok bakteri penghasil toksin berbahaya yaitu Clostridium, Pseudomonas, Salmonella, dan Staphylococcus. Kelompok bakteri besi yaitu Crenothrix dan Sphaerotilus.
2.      Hasil pengamatan menunjukkan jumlah mikroorganisme beragam pada masing-masing sampel air yang berbeda. Pada sampel air laut menggunakan konsentrasi NaCl 2,5 diperoleh bakteri yang masih bertahan hidup sebanyak 6 sel, konsentrasi NaCl 3,5 M 7 sel. Sampel air sungai pada konsentrasi NaCl 0,5 M bakteri yang masih bertahan hidup sebanyak 150 sel, NaCl 2 M sebanyak 31 sel dan konsentrasi NaCl 3,5 M sebanyak 11 sel. Dan sampel air sumur, diperoleh hasil pada konsentrasi NaCl 0,5 M bakteri yang masih bertahan hidup sebanyak 5 sel , konsentrasi NaCl 2 M  sebanyak 4 sel,  dan pada konsentrasi NaCl 3,5 M 1 sel.
3.      Tekanan osmosis sanagt berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroorganisme yaitu b semakin tinggi konsentrasi NaCl,  mikroorganisme yang mampu hidup semakin kecil. Kecuali mikroorganisme yang sudah teradaptasi pada lingkungan yang konsentrasi garam tinggi yaitu pada sampel air laut, mikroorganisme masih dapat mentolerir konsentrasi NaCl
hingga 3,5 M.
B.   Saran
          Melalui kegiatan praktikum ini kita perlu memperhatikan kriteria penggunaan air yang baik dikehidupan sehari-hari, untuk mengurangi tingkat patogenitas dalam tubuh kita.



















DAFTAR PUSTAKA

Atlas, Ronald M., 2005. Handbook of media for environmental microbiology, 2nd             ed. ISBN 0-8493-3560-4. CRC Press.

Chandra, Dr. Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku    Kedokteran, Jakarta.

Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi . Djambatan, Malang.
Hadioetomo, R. S., 1993,  Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Gramedia, Jakarta.
Waluyo, 2007. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum: Pembuatan Kombucha

PEMBUATAN WINE (ANGGUR)

KERAGAMAN JENIS BENTHOS DI PERAIRAN WISATA BAHARI DESA TANJUNG TIRAM KECAMATAN MORAMO UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA