MINYAK KELAPA MURNI HASIL FERMENTASI
RAMUAN TEKNOLOGI BAHAN ALAM (RATEBAM): MINYAK KELAPA MURNI HASIL FERMENTASI ALAMI AIR KELAPA DALAM MENJAWAB TANTANGAN PENANGANAN PENDERITA AIDS KARYA TULIS ILMIAH
Jendri Mamangkey
F1D110 004
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
2014
RINGKASAN Latar belakang: Pembuatan minyak kelapa secara konvensional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian. Sebagai contoh, pemanasan yang tinggi dapat mengubah struktur minyak serta menghasilkan warna minyak kurang baik. Penulis berpendapat bahwa diperlukan metode yang tidak mengurangi komposisi minyak kelapa serta menghasilkan minyak kelapa yang berkualitas, metode tersebut adalah fermentasi secara alami menggunakan air kelapa. Pengelolaan bahan alam dengan metode fermentasi merupakan salah satu tehnik yang digunakan untuk mengolah kelapa menjadi minyak kelapa murni. Penulisan artikel ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui teknik pengolahan kelapa menghasilkan minyak kelapa murni yang difermentasikan secara alami menggunakan air kelapa yang akan digunakan sebagai pengobatan AIDS melalui konsumsi secara langsung. Landasan Teori: Minyak kelapa fermentasi (fermikel) memiliki banyak kelebihan diantaranya tahan lama, tidak mudah tengik dan hampir tanpa kandungan kolesterol. Fermikel mengandung lebih dari 95% trigliserida (trigliserol) serta beberapa jenis asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuhnya meliputi asam laurat, miristat, palmitat, dan stearat, sedangkan asam lemak tidak jenuhnya meliputi asam oleat, linoleat, dan linolenat. Asam lemak jenuh yang dominan adalah asam laurat (Van der Vossen dan Umail 2001; Sulistyo et al., 1999).
Metode Penulisan: Metode deskriptif analisis. Langkah pertama yang dilakukan dalam penulisan ini adalah mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan penulisan ini, tahap ini sering disebut dengan nama heuristik. Langkah kedua adalah interprestasi, langkah ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh. Langkah yang ketiga adalah Hitoriografi, merupakan tahap akhir dari penulisan ini sehingga dapat dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah diskristif-analitis.
Pembahasan: AIDS merupakan sindrom (kumpulan gejala) yang terjadi akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh. Individu yang terinfeksi HIV/AIDS dikenal
vii
dengan sebutan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Minyak kelapa sebagaimana minyak nabati lainnya merupakan senyawa trigliserida yang tersusun atas berbagai asam lemak dan 90% diantaranya merupakan asam lemak jenuh. Selain itu minyak kelapa yang belum dimurnikan juga mengandung sejumlah kecil komponen bukan lemak seperti fosfatida, gum, sterol (0,06-0,08%), tokoferol (0,003%), dan asam lemak bebas (< 5%) dan sedikit protein dan karoten. Sterol berfungsi sebagai stabilizer dalam minyak dan tokoferol sebagai antioksidan. Minyak kelapa kaya akan asam lemak berantai sedang (C8 – C14), khususnya asam laurat dan asam meristat. Adanya asam lemak rantai sedang ini (medium chain fat) yang relatif tinggi membuat minyak kelapa mempunyai beberapa sifat daya bunuh terhadap beberapa senyawaan yang berbahaya di dalam tubuh manusia. Air kelapa digunakan sebagai pencampuran dengan santan kelapa yang akan menjadi minyak kelapa murni, metode ini merupakan gagasan baru penulis yang bertujuan untuk memanfaatkan mikroorganisme alami yang terdapat dalam air kelapa itu sendiri tanpa mencampurkan jenis mikroorganisme lain yang saat ini banyak dijual dipasaran yaitu ragi. Penulis telah melakukan observasi awal terhadap perlakuan ini, dengan hasil minyak kelapa murni yang cukup baik dan membutuhkan waktu fermentasi tidak lama untuk menghasilkan minyak kelapa murni.
Kesimpulan: Teknik pengolahan kelapa menghasilkan minyak kelapa murni yang difermentasikan menggunakan air kelapa adalah melalui tiga tahapan utama, prafermentasi, fermentasi, dan tahapan pascafermentasi.Penyebab minyak kelapa murni dapat menyembuhkan AIDS adalah dari kandungan minyak kelapa murni itu sendiri, yaitu bahwa minyak kelapa murni mengandung 92% asam lemak jenuh yang terdiri dari 48-53 % asam laurat, 1.5-2.5 % asam oleat, asam lemak lainnya 8% asam kaprilat, dan 7% asam kaprat.
Rekomendasi: Penulis merekomendasikan bahwa pembuatan minyak kelapa murni yang akan dikonsumsi penderita AIDS, dalam metode pembuatan produk harus memperhatikan faktor-faktor penentu mutu kualitas produk. Dalam hal ini metode fermentasi alami menggunakan air kelapa dapat dijadikan alternatif teknik pembuatan minyak kelapa murni.
viii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat alami adalah sehat rohani dan jasmani yang diupayakan sendiri secara alami oleh manusia memanfaatkan potensi-potensi alamnya. Potensi alam di Indonesia sangatlah beranekaragam dan melimpah. Salah satu bahan alam yang ada adalah kelapa. Kelapa secara umum tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Kebermanfaatannya sangatlah berkontribusi bagi kehidupan sehari-hari masyarakat. Masyarakat umumnya memanfaatkan kelapa sebagai bahan makanan seperti air santan, pembuatan kue dan lain-lain. Dalam memanfaatkan meramu bahan alam perlu didukung oleh suatu teknologi yang dapat mendukung dihasilkannya produk yang memiliki kualitas terbaik. Teknologi ini menjadi indikator keberhasilan terciptanya produk alami dan diaplikasikan dalam setiap sisi kehidupan, secara khusus dalam bidang kesehatan. Saat ini telah diupayakan pencarian alternatif pengobatan AIDS yang diketahui sampai sekarang belum ditemukan obat yang jelas. Sering dengan perkembangan teknologi memanfaatkan bahan alam telah ditemukan minyak kelapa dapat menyembuhkan AIDS, hal ini dikarenakan adanya kandungan asam laurat dalam minyak kelapa. Berbagai penelitian ilmiah beberapa tahun terakhir membuktikan bahwa minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) mengandung asam lemak jenuh yang unik dan berbeda dari asam lemak jenuh pada umumnya, yaitu asam lemak jenuh rantai sedang dan pendek. Hasil penelitian Dr. Condadro Dayrit asal Filipina menunjukkan bahwa asam laurat dan asam kaprat yang terkandung didalam minyak kelapa murni dapat membunuh virus. Di dalam tubuh asam laurat diubah menjadi monolaurin sedangkan asam kaprat berubah menjadi monokaprin. Senyawa ini termasuk senyawa yang bersifat antivirus, antibakteri, antibiotik dan antiprotozoa.
Menjadi permasalahan bahwa pembuatan minyak kelapa secara umum masih menggunakan metode konvensional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Pembuatan minyak kelapa secara konvensional ini banyak menimbulkan kerugian. Sebagai contoh, pemanasan yang tinggi dapat
1
mengubah struktur minyak, menghasilkan warna minyak kurang baik dan aroma minyak yang kurang sedap. Penulis berpendapat bahwa diperlukan metode yang tidak mengurangi komposisi minyak kelapa serta menghasilkan minyak kelapa yang berkualitas, metode tersebut adalah fermentasi. Pengelolaan bahan alam dengan metode fermentasi merupakan salah satu tehnik yang dapat digunakan untuk mengolah kelapa menjadi minyak kelapa murni. Fermentasi bahan adalah sebagai hasil kegiatan beberapa jenis mikroorganisme baik bakteri, khamir, dan kapang. Mikroorganisme yang memfermentasi bahan pangan dapat menghasilkan perubahan yang menguntungkan (produk-produk fermentasi yang diinginkan). Fermentasi alami menggunakan air kelapa dapat diartikan sebagai proses untuk menghasilkan produk dari metabolisme mikroorganisme secara alami tanpa menambahkan sumber isolat mikroorganisme/ragi. Air kelapa yang biasanya hanya diminum bahkan dibuang begitu saja, berpeluang digunakan dalam pembuatan minyak kelapa murni dengan fermentasi, hal ini dikarenakan air kelapa yang disimpan dalam beberapa hari akan hidup bakteri didalamnya, yakni bakteri Acetobacter xylinum dan jenis mikroorganisme lain. Beberapa penelitian yang ada mengenai pembuatan minyak kelapa murni melalui metode fermentasi adalah menggunakan jenis ragi tertentu dalam proses fermentasinya. Dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan obat tradisional yang digunakan secara luas, menurut penulis perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui potensi minyak kelapa murni yang dihasilkan melalui fermentasi alami menggunakan air kelapa sebagai suatu produk tanaman berkhasiat bagi pengobatan AIDS melalui proses fermentasi menggunakan air kelapa.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana teknik pengolahan kelapa menghasilkan minyak kelapa murni yang difermentasikan menggunakan air kelapa?
2
2. Apa yang menjadi penyebab minyak kelapa murni dapat menyembuhkan AIDS?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui teknik pengolahan kelapa menghasilkan minyak kelapa murni yang difermentasikan menggunakan air kelapa
2. Mengetahui penyebab minyak kelapa murni dapat menyembuhkan AIDS
D. Manfaat Penulisan
Diharapkan dari penulisan karya ilmiah ini memberikan manfaat bagi akademisi kesehatan di Indonesia, dan juga masyarakat luas, adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan ini adalah:
1. Dapat mengetahui manfaat minyak kelapa murni dalam menyembuhkan AIDS.
2. Menjadi bahan referensi terhadap pengembangan produk minyak kelapa murni dalam bidang kesehatan, terutama penyakit AIDS.
3. Memahami dan menyadari betapa bermanfaatnya hasil pengolahan bahan alam yang ada di Indonesia dalam upaya mengatasi permasalahan kesehatan manusia, sehingga kita semua dapat menjaga dan memeliharanya secara bijak.
3
II. KAJIAN PUSTAKA Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia yang cukup potensial. Hampir semua bagian dari tanaman tersebut dapat dimanfaatkan. Banyak kegunaan yang dapat diperoleh dari kelapa dan salah satu cara untuk memanfaatkan buah kelapa adalah mengolahnya menjadi minyak makan atau minyak goreng. Produk kelapa yang paling berharga adalah minyak kelapa, yang dapat diperoleh dari daging buah kelapa segar atau dari kopra (Suhardiyono, 1993). Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua sebanyak 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng. Minyak kelapa dapat diekstrak dari daging kelapa segar atau diekstrak dari daging kelapa yang telah dikeringkan atau yang biasa disebut kopra (Tarwiyah, 2001). Minyak kelapa murni atau Virgin coconut oil (VCO) adalah minyak kelapa hasil ekstraksi tanpa menggunakan panas yang menyebabkan perubahan komposisi ataupun karakteristik minyak (APCC, 2009). Asam lemak yang jumlahnya terbesar dalam VCO adalah asam laurat, yang merupakan lemak jenuh rantai menengah dengan 12 karbon tanpa ikatan rangkap dan mempunyai nama IUPAC asam dodekanoat serta mempunyai berat molekul 200 (Cotter, 1999 dalam Haryani, 2006).
VCO berperan membantu mencegah penyakit jantung, kanker diabetes, dan penyakit degeneratif lainnya, memperbaiki pencernaan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah infeksi virus (HIV) dan SARS. (www.VirginNatural.com). VCO bisa mengobati penyakit leukimia atau AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dan HIV (human immunodeficiency virus) (www.ajangkita.com).
Daging buah kelapa segar (“kernel”) sebagai bahan baku VCO memiliki kandungan minyak 35,2%, protein 3,8%, air 40% dan karbohidrat 20% (Onsaard dkk., 2006). Dibandingkan dengan minyak kelapa yang diolah secara tradisional, VCO memiliki keunggulan, yaitu kadar air dan asam lemak bebas rendah, tidak berwarna (bening), beraroma harum, dan daya simpan lebih lama. VCO telah
4
menjadi perhatian masyarakat luas karena keajaiban dan kemampuannya dalam memelihara kesehatan masyarakat (Five, 2004). Terdapat beberapa cara untuk mengekstraksi minyak dari daging buahnya, yaitu secara fisika, kimia, dan fermentasi. Proses tradisional melalui cara fi sika (pemanasan) menghasilkan minyak dengan kualitas rendah karena kandungan airnya tinggi dan menyebabkan ketengikan (Che-Man et al., 1996). Ekstraksi minyak dengan cara kimia dapat menyebabkan penurunan kualitas beberapa unsur nutrisi penting, antara lain asam laurat dan tokoferol serta menyebabkan tingginya bilangan peroksida (PDII-LIPI, 1998). Fermentasi dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme sebagai inokulum seperti bakteri dan khamir. Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi ini dapat dilakukan dengan skala besar maupun rumah tangga. Cara fermentasi memiliki beberapa keuntungan pokok yaitu efektifitas tenaga, waktu relatif singkat dan biaya tidak terlalu tinggi. Minyak kelapa yang dihasilkan lebih banyak dan warnanya lebih jernih (Ratih, 2000). Proses fermentasi mempunyai kelebihan antara lain, tidak menimbulkan efek samping yang negatif, mudah dilakukan, relatif tidak membutuhkan peralatan khusus dan biaya relatif murah. Proses fermentasi dilakukan dengan menambahkan starter mikroorganisme (kapang atau bakteri) yang sesuai dengan substrat dan tujuan proses fermentasi. Penggunaan starter dipilih yang mempunyai kemampuan biokonversi optimal sesuai dengan tujuan fermentasi, mudah dibiakkan, mudah didapat dan murah. Tujuan fermentasi adalah menghasilkan suatu produk (bahan pangan) yang mempunyai kadar nutrisi, tekstur dan biological availibility yang lebih baik, disamping itu juga dapat menurunkan anti nutrisinya (Winarno, 1984).
Minyak kelapa secara fisik berwujud cairan yang berwarna bening sampai kuning kecokelatan dan memiliki karakteristik bau yang khas. Zat warna yang termasuk golongan ini terdapat secara alamiah dalam bahan yang banyak mengandung minyak dan ikut terekstrak bersama minyak dalam proses ekstraksi. Warna pada minyak kelapa disebabkan oleh zat warna dan kotoran-kotoran lainnya. Zat warna alamiah yang terdapat pada minyak kelapa adalah betakaroten yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh dan tidak stabil pada suhu tinggi. Proses
5
pengolahan minyak kelapa dengan udara panas menyebabkan warna kuning berubah akibat karoten mengalami degradasi (Suhardijono dan Syamsiah, 1987). Minyak kelapa fermentasi (fermikel) memiliki banyak kelebihan diantaranya tahan lama, tidak mudah tengik dan hampir tanpa kandungan kolesterol. Fermikel mengandung lebih dari 95% trigliserida (trigliserol) serta beberapa jenis asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuhnya meliputi asam laurat, miristat, palmitat, dan stearat, sedangkan asam lemak tidak jenuhnya meliputi asam oleat, linoleat, dan linolenat. Asam lemak jenuh yang dominan adalah asam laurat (Van der Vossen dan Umail 2001; Sulistyo et al., 1999). Kelebihan proses ekstraksi secara fermentasi dibandingkan cara lain adalah kemudahannya sehingga dapat diproduksi secara praktis, hemat bahan bakar, residu galendo lebih sedikit, tingkat ketengikan rendah dengan daya simpan lebih lama, aroma lebih harum, dan bebas senyawa penginduksi kolesterol (Rosenthal dan Niranjan, 1996; Sulistyo et al., 1999). Pembuatan minyak kelapa dengan cara pemanasan secara tradisional relatif mudah dan peralatan yang digunakan juga relatif sederhana, tetapi kualitas minyak kelapa yang dihasilkan kurang baik karena selama pemanasan pada suhu tinggi (100 – 1100 C) protein, lemak, dan antioksidan yang dikandung akan rusak. Selain itu, minyak yang dihasilkan tidak jernih dan tidak tahan lama, hanya bertahan sekitar 2 – 3 minggu (Setiaji dan Prayugo, 2006). Karakteristik minyak kelapa menurut Farmakope Indonesia IV (FI, 1995) adalah : suhu lebur 23 – 260C, indeks bias 1,448 – 1,450 (400C), bilangan asam maksimal 0,2/20g, bilangan Iodum 7,0 – 11,0, bilangan penyabunan 250 – 264, zat tak tersabunkan maksimal 0,8%. Syah (2005) dalam Lucida et al (2008) menyatakan bahwa VCO mengandung 92% asam lemak jenuh yang terdiri dari 48 – 53 % asam laurat, 1,5 – 2,5 % asam oleat, asam lemak lainnya 8% asam kaprilat, dan 7% asam kaprat.
Minyak kelapa murni mengandung lebih dari 95% trigliserida (trigliserol) serta beberapa jenis asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh meliputi asam laurat, meristat, palmitat, dan stearat, sedang asam lemak tidak jenuhnya meliputi asam oleat, linoleat dan linolenat. Asam lemak jenuh yang dominan adalah asam laurat (Silverstain, 2000).
6
Fermentasi dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme sebagai inokulum seperti bakteri dan khamir. Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi ini dapat dilakukan dalam skala besar maupun rumah tangga. Cara fermentasi memiliki beberapa keuntungan pokok yaitu efektivitas dalam tenaga, waktu relatif singkat dan biaya tidak terlalu tinggi serta tidak butuh peralatan yang rumit. Minyak kelapa yang dihasilkan lebih banyak dan warnanya lebih jernih (Sukmadi & Nugroho, 2002). Metode yang digunakan untuk memperoleh kualitas minyak yang lebih bermutu, adalah metode fermentasi alami. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas minyak goreng yang dihasilkan secara fisik (warna, aroma, kekentalan) secara organoleptik (Soekarto,1995) Menurut Murni Suzana, dkk (2007) HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan segala jenis penyakit yang datang, dan AIDS merupakan gejala kumpulan penyakit akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. HIV/AIDS merupakan suatu fenomena besar yang melanda dunia. Sebagai sebuah fenomena, HIV/AIDS belum banyak dikenal oleh setiap lapisan masyarakat. Untuk lebih jelas, Dianawati Ajeng (2003) menjelaskan tentang akibat dari AIDS bahwa: “AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan satu gejala penyakit atau sindroma yang dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh seseorang menjadi lemah sehingga berbagai jenis penyakit mudah datang menyerang dan AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).” Acquired Immune Deficiency syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Virus tersebut merusak kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi (Nursalam, 2007).
7
III. METODE PENULISAN Dalam melakukan suatu penulisan karya tulis ilmiah kita akan membutuhkan suatu metode untuk lebih mempertajam dan menjelaskan penulisan tersebut. Maka penulisan akan mengunakan metode deskriptif analisis untuk lebih memudahkan penulis agar mencapai hasil yang maksimal. Langkah pertama yang dilakukan dalam penulisan ini adalah mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan penulisan ini, tahap ini sering disebut dengan nama heuristik. Penelitian kepustakaan (library research) juga dilakukan untuk mendukung penulisan ini, pengumpulan sumber-sumber seperti jurnal-jurnal dan buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang ditulis. Disamping penelusuran kepustakaan dilakukan juga penelitian laboratorium yang telah dilakukan sebelumnya oleh penulis. Langkah kedua adalah interprestasi, langkah ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh. Penulisan ini juga tidak terlepas dari disiplin ilmu bantu lainya seperti disiplin ilmu kimia dan kesehatan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan objek yang menjadi permasalahan, interprestasi sangat penting dilakukan agar mendapatkan fakta yang objektif. Dengan kata lain, tahapan ini dilakukan dengan menyimpulkan data-data informasi yang dapat dipercaya dari bahan-bahan yang ada. Langkah yang ketiga adalah Hitoriografi, merupakan tahap akhir dari penulisan ini sehingga dapat dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah diskristif-analitis dengan memberikan gambaran rangkaian kejadian yang kemudian dilanjutkan dengan analisis yang melibatkan perspektif sebuah penelitian.
8
IV. PEMBAHASAN A. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) AIDS merupakan sindrom (kumpulan gejala) yang terjadi akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh. Individu yang terinfeksi HIV/AIDS dikenal dengan sebutan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Menurut Mudjahid, dkk (2000:5) ODHA merupakan singkatan dari orang dengan HIV/AIDS, dalam hal ini orang yang di dalam tubuhnya terdapat HIV (orang terinfeksi), setelah dilakukan pemeriksaan darahnya baik dengan test Elisa maupun Westrn Blot. Banyak perubahan yang terjadi dalam diri individu setelah terinfeksi HIV/AIDS, penyakit yang mereka derita ini mempengaruhi kehidupan pribadi, sosial, belajar, karir dan kehidupan keluarga. HIV merupakan suatu virus yang tidak pandang bulu dan dapat menyerang siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, status, ras, maupun tingkat sosial. Tingkat kesadaran setiap individu diperlukan untuk mencegah terjangkitnya virus ini. Seseorang yang telah terjangkit virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) membuat mereka memiliki persepsi yang negatif tentang dirinya dan mempengaruhi perkembangan konsep dirinya. Keadaan ini diperburuk dengan anggapan bahwa HIV merupakan penyakit yang belum ada obatnya. B. Minyak Kelapa Murni Minyak adalah trigliserida yang merupakan ester asam lemak dengan gliserol serta larut dalam pelarut lemak atau minyak. Trigliserida terdiri dari 90% asam lemak, sehingga sifat fisika dan kimia minyak ditentukan oleh sifat asam lemaknya paling banyak. Minyak kelapa termasuk larutan karena mengandung asam laktat dalam jumlah paling banyak (40-50%). Sekitar 90% asam lemak pada minyak kelapa termasuk dalam asam lemak jenuh. Minyak hanya mengandung sedikit zat bukan minyak. Seperti pesticide fitosferol (0,06 – 0,08%) dan 0,05%. Minyak kelapa termasuk stabil karena asam lemak tak jenuhnya hanya sekitar 8,5-11,8%.
9
Minyak kelapa merupakan minyak yang diperoleh dari kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan) atau dari perasan santannya. Minyak kelapa murni saat ini terus dikembangkan kualitas mutu produknya, hal ini mengingat manfaat minyak kelapa juga sebagai penyembuh penyakit AIDS. Menurut Ketaren (1986), kandungan minyak pada daging buah kelapa tua diperkirakan mencapai 30%-35%, atau kandungan minyak dalam kopra mencapai 63-72%. Minyak kelapa sebagaimana minyak nabati lainnya merupakan senyawa trigliserida yang tersusun atas berbagai asam lemak dan 90% diantaranya merupakan asam lemak jenuh. Selain itu minyak kelapa yang belum dimurnikan juga mengandung sejumlah kecil komponen bukan lemak seperti fosfatida, gum, sterol (0,06-0,08%), tokoferol (0,003%), dan asam lemak bebas (< 5%) dan sedikit protein dan karoten. Sterol berfungsi sebagai stabilizer dalam minyak dan tokoferol sebagai antioksidan. Minyak kelapa kaya akan asam lemak berantai sedang (C8 – C14), khususnya asam laurat dan asam meristat. Adanya asam lemak rantai sedang ini (medium chain fat) yang relatif tinggi membuat minyak kelapa mempunyai beberapa sifat daya bunuh terhadap beberapa senyawaan yang berbahaya di dalam tubuh manusia. Sifat inilah yang didayagunakan pada pembuatan minyak kelapa murni (VCO, virgin coconut oil). C. Fermentasi
Fermentasi mempunyai arti yang berbeda bagi ahli biokimia dan mikrobiologi industri. Arti fermentasi pada bidang biokimia dihubungkan dengan pembangkitan energi oleh katabolisme senyawa organik. Pada bidang mikrobiologi industri, fermentasi mempunyai arti yang lebih luas, yang menggambarkan setiap proses untuk menghasilkan produk dari pembiakan mikroorganisme. Menurut Sukmadi (1987) dalam Sukmadi dan Nugroho (2002) beberapa faktor mempengaruhi produksi minyak kelapa secara fermentasi di antaranya pH, konsentrasi inokulum, suhu, bahan baku kelapa, dan lamanya fermentasi. Sehingga perlu dilakukan pengkajian untuk mendapatkan kondisi optimal proses sehingga dihasilkan jumlah dan kualitas minyak kelapa yang lebih optimal.
10
Dari uraian diatas dapat disarikan bahwa fermentasi mempunyai pengertian suatu proses terjadinya perubahan kimia pada suatu substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Untuk hidup semua mikroorganisme membutuhkan sumber energi yang diperoleh dari metabolisme bahan pangan dimana mikroorganisme berada di dalamnya. Bahan baku energi yang paling banyak digunakan oleh mikroorganisme adalah glukosa. Dengan adanya oksigen beberapa mikroorganisme mencerna glukosa dan menghasilkan air, karbondioksida, dan sejumlah besar energi (ATP) yang digunakan untuk tumbuh. D. Air Kelapa Sebagai Starter Alami Fermentasi alami minyak kelapa murni disini menggunakan air kelapa murni sebagai starter. Starter adalah susunan bakteri dalam jumlah yang cukup banyak untuk ditambahkan dalam suatu larutan bahan ment ah yang sudah disiapkan untuk proses fermentasi. Namun dalam penggunaannya air kelapa ini disimpan sekitar 1 malam, selama penyimpanan telah terjadi fermentasi yang menghasilkan asam oleh bakteri penghasil asam contohnya Azetobacter xylinum, sehingga menurunkan pH air kelapa. Diman kandungan air kelapa, vitamin B kompleks yang terdiri dari asam nikotinat 0,01μg, asam patrotenat 0,52 μg, biotin 0,02 μg, riboflavin 0,01 μg, dan asam folat 0,003 μg per ml, sehingga komponen-komponen inilah yang mendukung pertumbuhan bakteri selama penyimpanan. Air kelapa digunakan sebagai pencampuran dengan santan kelapa yang akan menjadi minyak kelapa murni, metode ini merupakan gagasan baru penulis yang bertujuan untuk memanfaatkan mikroorganisme alami yang terdapat dalam air kelapa itu sendiri tanpa mencampurkan jenis mikroorganisme lain yang saat ini banyak dijual dipasaran yaitu ragi. Penulis telah melakukan observasi awal terhadap perlakuan ini, dengan hasil minyak kelapa murni yang cukup baik dan membutuhkan waktu fermentasi tidak lama untuk menghasilkan minyak kelapa murni. Aplikasi ini dapat diterapkan dalam memproduksi minyak kelapa murni bermutu tinggi tanpa adanya pencampuran ragi, namun kita hanya memanfaatkan mikroorganisme yang
hidup langsung pada air kelapa tersebut.
11
E. Teknik Pembuatan Minyak Kelapa Murni Teknik pembuatan minyak kelapa murni disini saya menitikberatkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi dan salah satunya adalah starter yang akan digunakan. Dalam hal ini saya menggunakan air kelapa itu sendiri, mekanisme pembuatan minyak kelapa murni melalui fermentasi alami air kelapa dapat dilihat pada Gambar 1.
Jendri Mamangkey
F1D110 004
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
2014
RINGKASAN Latar belakang: Pembuatan minyak kelapa secara konvensional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian. Sebagai contoh, pemanasan yang tinggi dapat mengubah struktur minyak serta menghasilkan warna minyak kurang baik. Penulis berpendapat bahwa diperlukan metode yang tidak mengurangi komposisi minyak kelapa serta menghasilkan minyak kelapa yang berkualitas, metode tersebut adalah fermentasi secara alami menggunakan air kelapa. Pengelolaan bahan alam dengan metode fermentasi merupakan salah satu tehnik yang digunakan untuk mengolah kelapa menjadi minyak kelapa murni. Penulisan artikel ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui teknik pengolahan kelapa menghasilkan minyak kelapa murni yang difermentasikan secara alami menggunakan air kelapa yang akan digunakan sebagai pengobatan AIDS melalui konsumsi secara langsung. Landasan Teori: Minyak kelapa fermentasi (fermikel) memiliki banyak kelebihan diantaranya tahan lama, tidak mudah tengik dan hampir tanpa kandungan kolesterol. Fermikel mengandung lebih dari 95% trigliserida (trigliserol) serta beberapa jenis asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuhnya meliputi asam laurat, miristat, palmitat, dan stearat, sedangkan asam lemak tidak jenuhnya meliputi asam oleat, linoleat, dan linolenat. Asam lemak jenuh yang dominan adalah asam laurat (Van der Vossen dan Umail 2001; Sulistyo et al., 1999).
Metode Penulisan: Metode deskriptif analisis. Langkah pertama yang dilakukan dalam penulisan ini adalah mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan penulisan ini, tahap ini sering disebut dengan nama heuristik. Langkah kedua adalah interprestasi, langkah ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh. Langkah yang ketiga adalah Hitoriografi, merupakan tahap akhir dari penulisan ini sehingga dapat dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah diskristif-analitis.
Pembahasan: AIDS merupakan sindrom (kumpulan gejala) yang terjadi akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh. Individu yang terinfeksi HIV/AIDS dikenal
vii
dengan sebutan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Minyak kelapa sebagaimana minyak nabati lainnya merupakan senyawa trigliserida yang tersusun atas berbagai asam lemak dan 90% diantaranya merupakan asam lemak jenuh. Selain itu minyak kelapa yang belum dimurnikan juga mengandung sejumlah kecil komponen bukan lemak seperti fosfatida, gum, sterol (0,06-0,08%), tokoferol (0,003%), dan asam lemak bebas (< 5%) dan sedikit protein dan karoten. Sterol berfungsi sebagai stabilizer dalam minyak dan tokoferol sebagai antioksidan. Minyak kelapa kaya akan asam lemak berantai sedang (C8 – C14), khususnya asam laurat dan asam meristat. Adanya asam lemak rantai sedang ini (medium chain fat) yang relatif tinggi membuat minyak kelapa mempunyai beberapa sifat daya bunuh terhadap beberapa senyawaan yang berbahaya di dalam tubuh manusia. Air kelapa digunakan sebagai pencampuran dengan santan kelapa yang akan menjadi minyak kelapa murni, metode ini merupakan gagasan baru penulis yang bertujuan untuk memanfaatkan mikroorganisme alami yang terdapat dalam air kelapa itu sendiri tanpa mencampurkan jenis mikroorganisme lain yang saat ini banyak dijual dipasaran yaitu ragi. Penulis telah melakukan observasi awal terhadap perlakuan ini, dengan hasil minyak kelapa murni yang cukup baik dan membutuhkan waktu fermentasi tidak lama untuk menghasilkan minyak kelapa murni.
Kesimpulan: Teknik pengolahan kelapa menghasilkan minyak kelapa murni yang difermentasikan menggunakan air kelapa adalah melalui tiga tahapan utama, prafermentasi, fermentasi, dan tahapan pascafermentasi.Penyebab minyak kelapa murni dapat menyembuhkan AIDS adalah dari kandungan minyak kelapa murni itu sendiri, yaitu bahwa minyak kelapa murni mengandung 92% asam lemak jenuh yang terdiri dari 48-53 % asam laurat, 1.5-2.5 % asam oleat, asam lemak lainnya 8% asam kaprilat, dan 7% asam kaprat.
Rekomendasi: Penulis merekomendasikan bahwa pembuatan minyak kelapa murni yang akan dikonsumsi penderita AIDS, dalam metode pembuatan produk harus memperhatikan faktor-faktor penentu mutu kualitas produk. Dalam hal ini metode fermentasi alami menggunakan air kelapa dapat dijadikan alternatif teknik pembuatan minyak kelapa murni.
viii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat alami adalah sehat rohani dan jasmani yang diupayakan sendiri secara alami oleh manusia memanfaatkan potensi-potensi alamnya. Potensi alam di Indonesia sangatlah beranekaragam dan melimpah. Salah satu bahan alam yang ada adalah kelapa. Kelapa secara umum tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Kebermanfaatannya sangatlah berkontribusi bagi kehidupan sehari-hari masyarakat. Masyarakat umumnya memanfaatkan kelapa sebagai bahan makanan seperti air santan, pembuatan kue dan lain-lain. Dalam memanfaatkan meramu bahan alam perlu didukung oleh suatu teknologi yang dapat mendukung dihasilkannya produk yang memiliki kualitas terbaik. Teknologi ini menjadi indikator keberhasilan terciptanya produk alami dan diaplikasikan dalam setiap sisi kehidupan, secara khusus dalam bidang kesehatan. Saat ini telah diupayakan pencarian alternatif pengobatan AIDS yang diketahui sampai sekarang belum ditemukan obat yang jelas. Sering dengan perkembangan teknologi memanfaatkan bahan alam telah ditemukan minyak kelapa dapat menyembuhkan AIDS, hal ini dikarenakan adanya kandungan asam laurat dalam minyak kelapa. Berbagai penelitian ilmiah beberapa tahun terakhir membuktikan bahwa minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) mengandung asam lemak jenuh yang unik dan berbeda dari asam lemak jenuh pada umumnya, yaitu asam lemak jenuh rantai sedang dan pendek. Hasil penelitian Dr. Condadro Dayrit asal Filipina menunjukkan bahwa asam laurat dan asam kaprat yang terkandung didalam minyak kelapa murni dapat membunuh virus. Di dalam tubuh asam laurat diubah menjadi monolaurin sedangkan asam kaprat berubah menjadi monokaprin. Senyawa ini termasuk senyawa yang bersifat antivirus, antibakteri, antibiotik dan antiprotozoa.
Menjadi permasalahan bahwa pembuatan minyak kelapa secara umum masih menggunakan metode konvensional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Pembuatan minyak kelapa secara konvensional ini banyak menimbulkan kerugian. Sebagai contoh, pemanasan yang tinggi dapat
1
mengubah struktur minyak, menghasilkan warna minyak kurang baik dan aroma minyak yang kurang sedap. Penulis berpendapat bahwa diperlukan metode yang tidak mengurangi komposisi minyak kelapa serta menghasilkan minyak kelapa yang berkualitas, metode tersebut adalah fermentasi. Pengelolaan bahan alam dengan metode fermentasi merupakan salah satu tehnik yang dapat digunakan untuk mengolah kelapa menjadi minyak kelapa murni. Fermentasi bahan adalah sebagai hasil kegiatan beberapa jenis mikroorganisme baik bakteri, khamir, dan kapang. Mikroorganisme yang memfermentasi bahan pangan dapat menghasilkan perubahan yang menguntungkan (produk-produk fermentasi yang diinginkan). Fermentasi alami menggunakan air kelapa dapat diartikan sebagai proses untuk menghasilkan produk dari metabolisme mikroorganisme secara alami tanpa menambahkan sumber isolat mikroorganisme/ragi. Air kelapa yang biasanya hanya diminum bahkan dibuang begitu saja, berpeluang digunakan dalam pembuatan minyak kelapa murni dengan fermentasi, hal ini dikarenakan air kelapa yang disimpan dalam beberapa hari akan hidup bakteri didalamnya, yakni bakteri Acetobacter xylinum dan jenis mikroorganisme lain. Beberapa penelitian yang ada mengenai pembuatan minyak kelapa murni melalui metode fermentasi adalah menggunakan jenis ragi tertentu dalam proses fermentasinya. Dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan obat tradisional yang digunakan secara luas, menurut penulis perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui potensi minyak kelapa murni yang dihasilkan melalui fermentasi alami menggunakan air kelapa sebagai suatu produk tanaman berkhasiat bagi pengobatan AIDS melalui proses fermentasi menggunakan air kelapa.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana teknik pengolahan kelapa menghasilkan minyak kelapa murni yang difermentasikan menggunakan air kelapa?
2
2. Apa yang menjadi penyebab minyak kelapa murni dapat menyembuhkan AIDS?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui teknik pengolahan kelapa menghasilkan minyak kelapa murni yang difermentasikan menggunakan air kelapa
2. Mengetahui penyebab minyak kelapa murni dapat menyembuhkan AIDS
D. Manfaat Penulisan
Diharapkan dari penulisan karya ilmiah ini memberikan manfaat bagi akademisi kesehatan di Indonesia, dan juga masyarakat luas, adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan ini adalah:
1. Dapat mengetahui manfaat minyak kelapa murni dalam menyembuhkan AIDS.
2. Menjadi bahan referensi terhadap pengembangan produk minyak kelapa murni dalam bidang kesehatan, terutama penyakit AIDS.
3. Memahami dan menyadari betapa bermanfaatnya hasil pengolahan bahan alam yang ada di Indonesia dalam upaya mengatasi permasalahan kesehatan manusia, sehingga kita semua dapat menjaga dan memeliharanya secara bijak.
3
II. KAJIAN PUSTAKA Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia yang cukup potensial. Hampir semua bagian dari tanaman tersebut dapat dimanfaatkan. Banyak kegunaan yang dapat diperoleh dari kelapa dan salah satu cara untuk memanfaatkan buah kelapa adalah mengolahnya menjadi minyak makan atau minyak goreng. Produk kelapa yang paling berharga adalah minyak kelapa, yang dapat diperoleh dari daging buah kelapa segar atau dari kopra (Suhardiyono, 1993). Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua sebanyak 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng. Minyak kelapa dapat diekstrak dari daging kelapa segar atau diekstrak dari daging kelapa yang telah dikeringkan atau yang biasa disebut kopra (Tarwiyah, 2001). Minyak kelapa murni atau Virgin coconut oil (VCO) adalah minyak kelapa hasil ekstraksi tanpa menggunakan panas yang menyebabkan perubahan komposisi ataupun karakteristik minyak (APCC, 2009). Asam lemak yang jumlahnya terbesar dalam VCO adalah asam laurat, yang merupakan lemak jenuh rantai menengah dengan 12 karbon tanpa ikatan rangkap dan mempunyai nama IUPAC asam dodekanoat serta mempunyai berat molekul 200 (Cotter, 1999 dalam Haryani, 2006).
VCO berperan membantu mencegah penyakit jantung, kanker diabetes, dan penyakit degeneratif lainnya, memperbaiki pencernaan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah infeksi virus (HIV) dan SARS. (www.VirginNatural.com). VCO bisa mengobati penyakit leukimia atau AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dan HIV (human immunodeficiency virus) (www.ajangkita.com).
Daging buah kelapa segar (“kernel”) sebagai bahan baku VCO memiliki kandungan minyak 35,2%, protein 3,8%, air 40% dan karbohidrat 20% (Onsaard dkk., 2006). Dibandingkan dengan minyak kelapa yang diolah secara tradisional, VCO memiliki keunggulan, yaitu kadar air dan asam lemak bebas rendah, tidak berwarna (bening), beraroma harum, dan daya simpan lebih lama. VCO telah
4
menjadi perhatian masyarakat luas karena keajaiban dan kemampuannya dalam memelihara kesehatan masyarakat (Five, 2004). Terdapat beberapa cara untuk mengekstraksi minyak dari daging buahnya, yaitu secara fisika, kimia, dan fermentasi. Proses tradisional melalui cara fi sika (pemanasan) menghasilkan minyak dengan kualitas rendah karena kandungan airnya tinggi dan menyebabkan ketengikan (Che-Man et al., 1996). Ekstraksi minyak dengan cara kimia dapat menyebabkan penurunan kualitas beberapa unsur nutrisi penting, antara lain asam laurat dan tokoferol serta menyebabkan tingginya bilangan peroksida (PDII-LIPI, 1998). Fermentasi dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme sebagai inokulum seperti bakteri dan khamir. Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi ini dapat dilakukan dengan skala besar maupun rumah tangga. Cara fermentasi memiliki beberapa keuntungan pokok yaitu efektifitas tenaga, waktu relatif singkat dan biaya tidak terlalu tinggi. Minyak kelapa yang dihasilkan lebih banyak dan warnanya lebih jernih (Ratih, 2000). Proses fermentasi mempunyai kelebihan antara lain, tidak menimbulkan efek samping yang negatif, mudah dilakukan, relatif tidak membutuhkan peralatan khusus dan biaya relatif murah. Proses fermentasi dilakukan dengan menambahkan starter mikroorganisme (kapang atau bakteri) yang sesuai dengan substrat dan tujuan proses fermentasi. Penggunaan starter dipilih yang mempunyai kemampuan biokonversi optimal sesuai dengan tujuan fermentasi, mudah dibiakkan, mudah didapat dan murah. Tujuan fermentasi adalah menghasilkan suatu produk (bahan pangan) yang mempunyai kadar nutrisi, tekstur dan biological availibility yang lebih baik, disamping itu juga dapat menurunkan anti nutrisinya (Winarno, 1984).
Minyak kelapa secara fisik berwujud cairan yang berwarna bening sampai kuning kecokelatan dan memiliki karakteristik bau yang khas. Zat warna yang termasuk golongan ini terdapat secara alamiah dalam bahan yang banyak mengandung minyak dan ikut terekstrak bersama minyak dalam proses ekstraksi. Warna pada minyak kelapa disebabkan oleh zat warna dan kotoran-kotoran lainnya. Zat warna alamiah yang terdapat pada minyak kelapa adalah betakaroten yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh dan tidak stabil pada suhu tinggi. Proses
5
pengolahan minyak kelapa dengan udara panas menyebabkan warna kuning berubah akibat karoten mengalami degradasi (Suhardijono dan Syamsiah, 1987). Minyak kelapa fermentasi (fermikel) memiliki banyak kelebihan diantaranya tahan lama, tidak mudah tengik dan hampir tanpa kandungan kolesterol. Fermikel mengandung lebih dari 95% trigliserida (trigliserol) serta beberapa jenis asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuhnya meliputi asam laurat, miristat, palmitat, dan stearat, sedangkan asam lemak tidak jenuhnya meliputi asam oleat, linoleat, dan linolenat. Asam lemak jenuh yang dominan adalah asam laurat (Van der Vossen dan Umail 2001; Sulistyo et al., 1999). Kelebihan proses ekstraksi secara fermentasi dibandingkan cara lain adalah kemudahannya sehingga dapat diproduksi secara praktis, hemat bahan bakar, residu galendo lebih sedikit, tingkat ketengikan rendah dengan daya simpan lebih lama, aroma lebih harum, dan bebas senyawa penginduksi kolesterol (Rosenthal dan Niranjan, 1996; Sulistyo et al., 1999). Pembuatan minyak kelapa dengan cara pemanasan secara tradisional relatif mudah dan peralatan yang digunakan juga relatif sederhana, tetapi kualitas minyak kelapa yang dihasilkan kurang baik karena selama pemanasan pada suhu tinggi (100 – 1100 C) protein, lemak, dan antioksidan yang dikandung akan rusak. Selain itu, minyak yang dihasilkan tidak jernih dan tidak tahan lama, hanya bertahan sekitar 2 – 3 minggu (Setiaji dan Prayugo, 2006). Karakteristik minyak kelapa menurut Farmakope Indonesia IV (FI, 1995) adalah : suhu lebur 23 – 260C, indeks bias 1,448 – 1,450 (400C), bilangan asam maksimal 0,2/20g, bilangan Iodum 7,0 – 11,0, bilangan penyabunan 250 – 264, zat tak tersabunkan maksimal 0,8%. Syah (2005) dalam Lucida et al (2008) menyatakan bahwa VCO mengandung 92% asam lemak jenuh yang terdiri dari 48 – 53 % asam laurat, 1,5 – 2,5 % asam oleat, asam lemak lainnya 8% asam kaprilat, dan 7% asam kaprat.
Minyak kelapa murni mengandung lebih dari 95% trigliserida (trigliserol) serta beberapa jenis asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh meliputi asam laurat, meristat, palmitat, dan stearat, sedang asam lemak tidak jenuhnya meliputi asam oleat, linoleat dan linolenat. Asam lemak jenuh yang dominan adalah asam laurat (Silverstain, 2000).
6
Fermentasi dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme sebagai inokulum seperti bakteri dan khamir. Pembuatan minyak kelapa secara fermentasi ini dapat dilakukan dalam skala besar maupun rumah tangga. Cara fermentasi memiliki beberapa keuntungan pokok yaitu efektivitas dalam tenaga, waktu relatif singkat dan biaya tidak terlalu tinggi serta tidak butuh peralatan yang rumit. Minyak kelapa yang dihasilkan lebih banyak dan warnanya lebih jernih (Sukmadi & Nugroho, 2002). Metode yang digunakan untuk memperoleh kualitas minyak yang lebih bermutu, adalah metode fermentasi alami. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas minyak goreng yang dihasilkan secara fisik (warna, aroma, kekentalan) secara organoleptik (Soekarto,1995) Menurut Murni Suzana, dkk (2007) HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan segala jenis penyakit yang datang, dan AIDS merupakan gejala kumpulan penyakit akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. HIV/AIDS merupakan suatu fenomena besar yang melanda dunia. Sebagai sebuah fenomena, HIV/AIDS belum banyak dikenal oleh setiap lapisan masyarakat. Untuk lebih jelas, Dianawati Ajeng (2003) menjelaskan tentang akibat dari AIDS bahwa: “AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan satu gejala penyakit atau sindroma yang dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh seseorang menjadi lemah sehingga berbagai jenis penyakit mudah datang menyerang dan AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).” Acquired Immune Deficiency syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Virus tersebut merusak kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi (Nursalam, 2007).
7
III. METODE PENULISAN Dalam melakukan suatu penulisan karya tulis ilmiah kita akan membutuhkan suatu metode untuk lebih mempertajam dan menjelaskan penulisan tersebut. Maka penulisan akan mengunakan metode deskriptif analisis untuk lebih memudahkan penulis agar mencapai hasil yang maksimal. Langkah pertama yang dilakukan dalam penulisan ini adalah mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan penulisan ini, tahap ini sering disebut dengan nama heuristik. Penelitian kepustakaan (library research) juga dilakukan untuk mendukung penulisan ini, pengumpulan sumber-sumber seperti jurnal-jurnal dan buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang ditulis. Disamping penelusuran kepustakaan dilakukan juga penelitian laboratorium yang telah dilakukan sebelumnya oleh penulis. Langkah kedua adalah interprestasi, langkah ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh. Penulisan ini juga tidak terlepas dari disiplin ilmu bantu lainya seperti disiplin ilmu kimia dan kesehatan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan objek yang menjadi permasalahan, interprestasi sangat penting dilakukan agar mendapatkan fakta yang objektif. Dengan kata lain, tahapan ini dilakukan dengan menyimpulkan data-data informasi yang dapat dipercaya dari bahan-bahan yang ada. Langkah yang ketiga adalah Hitoriografi, merupakan tahap akhir dari penulisan ini sehingga dapat dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah diskristif-analitis dengan memberikan gambaran rangkaian kejadian yang kemudian dilanjutkan dengan analisis yang melibatkan perspektif sebuah penelitian.
8
IV. PEMBAHASAN A. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) AIDS merupakan sindrom (kumpulan gejala) yang terjadi akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh. Individu yang terinfeksi HIV/AIDS dikenal dengan sebutan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Menurut Mudjahid, dkk (2000:5) ODHA merupakan singkatan dari orang dengan HIV/AIDS, dalam hal ini orang yang di dalam tubuhnya terdapat HIV (orang terinfeksi), setelah dilakukan pemeriksaan darahnya baik dengan test Elisa maupun Westrn Blot. Banyak perubahan yang terjadi dalam diri individu setelah terinfeksi HIV/AIDS, penyakit yang mereka derita ini mempengaruhi kehidupan pribadi, sosial, belajar, karir dan kehidupan keluarga. HIV merupakan suatu virus yang tidak pandang bulu dan dapat menyerang siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, status, ras, maupun tingkat sosial. Tingkat kesadaran setiap individu diperlukan untuk mencegah terjangkitnya virus ini. Seseorang yang telah terjangkit virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) membuat mereka memiliki persepsi yang negatif tentang dirinya dan mempengaruhi perkembangan konsep dirinya. Keadaan ini diperburuk dengan anggapan bahwa HIV merupakan penyakit yang belum ada obatnya. B. Minyak Kelapa Murni Minyak adalah trigliserida yang merupakan ester asam lemak dengan gliserol serta larut dalam pelarut lemak atau minyak. Trigliserida terdiri dari 90% asam lemak, sehingga sifat fisika dan kimia minyak ditentukan oleh sifat asam lemaknya paling banyak. Minyak kelapa termasuk larutan karena mengandung asam laktat dalam jumlah paling banyak (40-50%). Sekitar 90% asam lemak pada minyak kelapa termasuk dalam asam lemak jenuh. Minyak hanya mengandung sedikit zat bukan minyak. Seperti pesticide fitosferol (0,06 – 0,08%) dan 0,05%. Minyak kelapa termasuk stabil karena asam lemak tak jenuhnya hanya sekitar 8,5-11,8%.
9
Minyak kelapa merupakan minyak yang diperoleh dari kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan) atau dari perasan santannya. Minyak kelapa murni saat ini terus dikembangkan kualitas mutu produknya, hal ini mengingat manfaat minyak kelapa juga sebagai penyembuh penyakit AIDS. Menurut Ketaren (1986), kandungan minyak pada daging buah kelapa tua diperkirakan mencapai 30%-35%, atau kandungan minyak dalam kopra mencapai 63-72%. Minyak kelapa sebagaimana minyak nabati lainnya merupakan senyawa trigliserida yang tersusun atas berbagai asam lemak dan 90% diantaranya merupakan asam lemak jenuh. Selain itu minyak kelapa yang belum dimurnikan juga mengandung sejumlah kecil komponen bukan lemak seperti fosfatida, gum, sterol (0,06-0,08%), tokoferol (0,003%), dan asam lemak bebas (< 5%) dan sedikit protein dan karoten. Sterol berfungsi sebagai stabilizer dalam minyak dan tokoferol sebagai antioksidan. Minyak kelapa kaya akan asam lemak berantai sedang (C8 – C14), khususnya asam laurat dan asam meristat. Adanya asam lemak rantai sedang ini (medium chain fat) yang relatif tinggi membuat minyak kelapa mempunyai beberapa sifat daya bunuh terhadap beberapa senyawaan yang berbahaya di dalam tubuh manusia. Sifat inilah yang didayagunakan pada pembuatan minyak kelapa murni (VCO, virgin coconut oil). C. Fermentasi
Fermentasi mempunyai arti yang berbeda bagi ahli biokimia dan mikrobiologi industri. Arti fermentasi pada bidang biokimia dihubungkan dengan pembangkitan energi oleh katabolisme senyawa organik. Pada bidang mikrobiologi industri, fermentasi mempunyai arti yang lebih luas, yang menggambarkan setiap proses untuk menghasilkan produk dari pembiakan mikroorganisme. Menurut Sukmadi (1987) dalam Sukmadi dan Nugroho (2002) beberapa faktor mempengaruhi produksi minyak kelapa secara fermentasi di antaranya pH, konsentrasi inokulum, suhu, bahan baku kelapa, dan lamanya fermentasi. Sehingga perlu dilakukan pengkajian untuk mendapatkan kondisi optimal proses sehingga dihasilkan jumlah dan kualitas minyak kelapa yang lebih optimal.
10
Dari uraian diatas dapat disarikan bahwa fermentasi mempunyai pengertian suatu proses terjadinya perubahan kimia pada suatu substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Untuk hidup semua mikroorganisme membutuhkan sumber energi yang diperoleh dari metabolisme bahan pangan dimana mikroorganisme berada di dalamnya. Bahan baku energi yang paling banyak digunakan oleh mikroorganisme adalah glukosa. Dengan adanya oksigen beberapa mikroorganisme mencerna glukosa dan menghasilkan air, karbondioksida, dan sejumlah besar energi (ATP) yang digunakan untuk tumbuh. D. Air Kelapa Sebagai Starter Alami Fermentasi alami minyak kelapa murni disini menggunakan air kelapa murni sebagai starter. Starter adalah susunan bakteri dalam jumlah yang cukup banyak untuk ditambahkan dalam suatu larutan bahan ment ah yang sudah disiapkan untuk proses fermentasi. Namun dalam penggunaannya air kelapa ini disimpan sekitar 1 malam, selama penyimpanan telah terjadi fermentasi yang menghasilkan asam oleh bakteri penghasil asam contohnya Azetobacter xylinum, sehingga menurunkan pH air kelapa. Diman kandungan air kelapa, vitamin B kompleks yang terdiri dari asam nikotinat 0,01μg, asam patrotenat 0,52 μg, biotin 0,02 μg, riboflavin 0,01 μg, dan asam folat 0,003 μg per ml, sehingga komponen-komponen inilah yang mendukung pertumbuhan bakteri selama penyimpanan. Air kelapa digunakan sebagai pencampuran dengan santan kelapa yang akan menjadi minyak kelapa murni, metode ini merupakan gagasan baru penulis yang bertujuan untuk memanfaatkan mikroorganisme alami yang terdapat dalam air kelapa itu sendiri tanpa mencampurkan jenis mikroorganisme lain yang saat ini banyak dijual dipasaran yaitu ragi. Penulis telah melakukan observasi awal terhadap perlakuan ini, dengan hasil minyak kelapa murni yang cukup baik dan membutuhkan waktu fermentasi tidak lama untuk menghasilkan minyak kelapa murni. Aplikasi ini dapat diterapkan dalam memproduksi minyak kelapa murni bermutu tinggi tanpa adanya pencampuran ragi, namun kita hanya memanfaatkan mikroorganisme yang
hidup langsung pada air kelapa tersebut.
11
E. Teknik Pembuatan Minyak Kelapa Murni Teknik pembuatan minyak kelapa murni disini saya menitikberatkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi dan salah satunya adalah starter yang akan digunakan. Dalam hal ini saya menggunakan air kelapa itu sendiri, mekanisme pembuatan minyak kelapa murni melalui fermentasi alami air kelapa dapat dilihat pada Gambar 1.
Komentar
Posting Komentar