FENOTIPE MANUSIA
By: Jendri Mamangkey
I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap
makhluk hidup memiliki substansi genetik. Substansi genetik bisa dijumpai pada
seluruh sel-sel misalnya pada sel tulang, sel darah maupun sel gamet. Substansi
genetik ini yang dikenal sebagai kromosom. Jumlah kromosom tiap jenis organisme
bersifat spesifik sehingga dapat digunakan untuk membedakan jenis organisme.
Kromosom merupakan faktor pembawa sifat. Kromosom terdapat dalam inti sel
(nukleus) dan tersusun atas gen-gen. Gen berperan penting dalam mengatur
pertumbuhan atau munculnya sifat-sifat keturunan. Dapat dikatakan gen
merupakan faktor penentu sifat. Dengan demikian makhluk hidup dengan jumlah
kromosom sama dapat memiliki sifat yang berbeda. Banyak sifat yang dimiliki
makhluk hidup yang menurun dari induk kepada keturunannya, sehingga sifat orang
tua dapat muncul pada anaknya atau bahkan sifat-sifat tersebut muncul pada
cucunya. Dahulu kala, ada anggapan bahwa penurunan sifat pada manusia
penurunannya melalui darah. Namun anggapan itu keliru, terbukti walaupun
seseorang menerima darah dari orang lain, sifat dari orang yang memberi darah
tersebut tidak menurun kepada orang yang menerima darah tersebut.
Fenotip atau sering dikenal dengan performans merupakan suatu karakteristik (baik struktural, biokimiawi, fisiologis, dan perilaku) yang dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh genotip dan lingkungan serta interaksi keduanya. Pengertian fenotip mencakup berbagai tingkat dalam ekspresi gen dari suatu organisme. Pada tingkat organisme, fenotip adalah sesuatu yang dapat dilihat/diamati/diukur, sesuatu sifat atau karakter. Dalam tingkatan ini, contoh fenotip misalnya warna mata, berat badan, atau ketahanan terhadap suatu penyakit tertentu. Pada tingkat biokimiawi, fenotip dapat berupa kandungan substansi kimiawi tertentu di dalam tubuh. Sebagai misal, kadar gula darah atau kandungan protein dalam daging. Pada taraf molekular, fenotip dapat berupa jumlah RNA yang diproduksi atau terdeteksinya pita DNA atau RNA pada elektroforesis. Fenotip ditentukan sebagian oleh genotip individu, sebagian oleh lingkungan tempat individu itu hidup, waktu, dan pada sejumlah sifat, interaksi antara genotip dan lingkungan. Waktu biasanya digolongkan sebagai aspek lingkungan (hidup) pula.
Fenotip atau sering dikenal dengan performans merupakan suatu karakteristik (baik struktural, biokimiawi, fisiologis, dan perilaku) yang dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh genotip dan lingkungan serta interaksi keduanya. Pengertian fenotip mencakup berbagai tingkat dalam ekspresi gen dari suatu organisme. Pada tingkat organisme, fenotip adalah sesuatu yang dapat dilihat/diamati/diukur, sesuatu sifat atau karakter. Dalam tingkatan ini, contoh fenotip misalnya warna mata, berat badan, atau ketahanan terhadap suatu penyakit tertentu. Pada tingkat biokimiawi, fenotip dapat berupa kandungan substansi kimiawi tertentu di dalam tubuh. Sebagai misal, kadar gula darah atau kandungan protein dalam daging. Pada taraf molekular, fenotip dapat berupa jumlah RNA yang diproduksi atau terdeteksinya pita DNA atau RNA pada elektroforesis. Fenotip ditentukan sebagian oleh genotip individu, sebagian oleh lingkungan tempat individu itu hidup, waktu, dan pada sejumlah sifat, interaksi antara genotip dan lingkungan. Waktu biasanya digolongkan sebagai aspek lingkungan (hidup) pula.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari
pelaksanaan praktikum ini adalah :
1.
Untuk mengetahui bagaimana
karakteristik fenotipe pada manusia , secara khusus suku Tolaki
2.
Untuk mengetahui timbulnya
gejala keanekaragaman pada setiap manusia
C. Manfaat Praktikum
Adapun
manfaat yang diperoleh melalui praktikum ini yaitu:
1. Memberi informasi mengenai
karakteristik fenotipe pada manusia, khusunya suku Tolaki
2. Dapat
mengetahui timbulnya gejala keanekaragaman pada
setiap manusia
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pola-pola pewarisan sifat berlaku
pada manusia, baik secara fisik, fisiologis, maupun sifat psikologis. Pada
umumnya, penyakit menurun dikendalikan oleh gen resesif, yang tidak menampakkan
fenotipenya dalam keadaan heterozigot. Apabila gen resesif tersebut terdapat
pada kromosom Y, maka fenotipenya akan nampak pada keturunan laki-laki, dan
tidak tampak pada keturunan perempuan. Perempuan baru akan menampakkan
fenotipenya apabila gen dalam keadaan homozigot resesif, yaitu gen resesif
terdapat di kedua kromosom X (Istamar S.,2004 ).
Banyak sifat pada mahluk hidup yang
diatur oleh satu gen. Gen-gen dalam individu diploid berupa pasangan-pasangan
alel dan masing-masing orang tua mewariskan satu alel dari pasangan gen tadi
kepada keturunannya. Pewarisan sifat yang dapat dikenal dari orang tua kepada
keturunannya secara genetik disebut hereditas. Hukum pewarisan sifat mengikuti
pola yang teratur dan terulang dari generasi ke generasi, terdapat dua istilah
yang saling berhubungan yakni fenotipe adalah kenampakan luar dari suatu
individu, merupakan kombinasi antara genotipe dan keadaan lingkungan serta
genotipe merupakan susunan genetik, atau jumlah total, atau semua gen dalam
satu individu (Crowder L.V., 2006).
Sifat-sifat pada suatu individu
diturunkan melalui gen yaitu struktur terkecil pewaris sifat yang berada dalam
kromosom yaitu pada lokus-lokus kromosom. Ada dua jenis kromosom dalam sel
yakni, kromosom autosom (kromosom tubuh) menentukan sifat-sifat dari tubuh dan
kromosom gonosom (kromosom kelamin/kromosom seks). Kedua kromosom ini terdapat
pada sel tubuh maupun pada sel kelamin yaitu sperma dan ovum, dengan kata lain
kedua kromosom ini terdapat pada semua sel yang ada di dalam tubuh kita (Sianipar,
P., 2010).
Fenotipe adalah karakteristik
terukur atau sifat berbeda apapun yang dimiliki oleh suatu organisme. Sifat itu
mungkin bisa dilihat oleh mata, misalnya warna bunga atau tekstur rambut, atau
mungkin memerlukan uji-uji khusus agar dapat diidentifikasi, seperti misalnya
uji serologis untuk mengetahui golongan darah. Fenotipe adalah hasil
produk-produk gen yang diekspresikan dalam lingkungan tertentu (Elrod, S.,
2007).
Variasi
genetik manusia merupakan keragaman gen yang menunjukkan jumlah total dari
karakteristik gen yang dapat diamati pada manusia. Setiap manusia memiliki gen
yang berbeda-beda. Tidak akan ada dua orang manusia yang secara genetik sama
meskipun mereka kembar identik/ kembar monozigot. Adanya perbedaan gen tersebut
terjadi baik pada tingkat spesies maupun tingkat populasi. Perbedaan gen pada
tingkat spesies dapat terlihat dari adanya variasi fenotip pada setiap individu
(Campbell, 2003).
Pada organisme diploid, setiap sifat fenotif dikendalikan
oleh setidak-tidaknya satu pasang gen dimana satu pasang anggota tersebut
diwariskan dari setiap tertua. Jika anggota pasangan tadi berlainan dalam
efeknya yang tepat terhadap fenotifnya, maka disebut alelik. Alel adalah bentuk
alternatif suatu gen tunggal, misalnya gen yang mengendalikan sifat
keturunannya (Subowo. 1992).
Mendel menemukan bahwa pewarisan satu pasangan gen sama
sekali tidak bergantung pada pewarisan pasangan lainnya (Hukum pemilahan
bebas). Beberapa sifat dikendalikan secara aditif oleh lebih dari satu pasang
alel. Pewarisan poligenik atau faktor berganda sedemikian rupa merupakan
kekhasan sifat, seperti contoh pada berat tubuh, yang cenderung beragam dalam
suatu cara yang berkesinambungan dari suatu ekstrim kepada yang lain, dengan
sebagian individunya mempunyai suatu fenotip diantara ekstrim-ekstrimnya
(Kimball, 1990).
Pada pasangan yang menyumbangkan
kromoson Y diam kepada keturunannya yang laki-laki, jadi fenotip anak
laki-lakinya akan secara langsung mencerminkan konstitusi genetik salah satu dari
dua kromosom X nya. Penelitian mengenai pewarisan pautan seks pada manusia
telah menunjukkkan dengan melimpah bahwa pola transmisi gen pada manusia
mengikuti pola-pola yang pertama kali dikenal dengan lalat.(Goodenough,1984). Yang
diwariskan adalah berupa gen, gen lah yang bertanggung jawab atas turunnnya
sifat-sifat tersebut. Gen-gen yang berhubungan langsung dengan kromosom ini
bisa diturunkan melalui gen autosom maupun gen gonosom. (Nio,1990)
III. METODE PRAKTIKUM
A.
Alat
dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum
Fenotipe Pada Manusia dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan
kegunaan pada praktikum Fenotipe Pada Manusia
NO
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Alat tulis-menulis
|
Untuk mencatat hasil pengamatan
yang dilakukan
|
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktiku Fenotipe Pada Manusia dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2. Bahan
dan kegunaan pada praktikum Fenotipe Pada Manusia
NO
|
Nama
Bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Lima
puluh orang suku Tolaki
|
Sebagaai
objek pengamatan
|
B. Prosedur
Kerja
Prosedur yang dilakukan dalam pengamatan
fenotipe manusia, sebagai berikut :
1. Mencari informasi keberadaan orang suku
tolaki
2. Mulai mengamati karakteristik sifat fenotipe pada setiap orang suku tolaki
3. Mencatat hasil pengamatan
4. Menyimpulakan hasil pengamatan berdasarkan
hasil observasi dan kajian teori ilmu genetika
B. Pembahasan
Makhluk hidup yang ada di muka bumi ini sangat beragam. Setiap jenis
makhluk hidup mempunyai sifat dan ciri tersendiri sehingga dapat membedakannya
antara yang satu dengan yang lainnya. Sifat atau ciri yang dimiliki oleh setiap
makhluk hidup ada yang dapat diturunkan dan ada pula yang tidak dapat
diturunkan. Dalam pewarisan sifat dari generasi ke generasi berikutnya
mengikuti pola tertentu yang khas bagi setiap makhluk hidup. Pewarisan sifat
dari induk kepada keturunannya disebut hereditas. Variasi genetik manusia
merupakan keragaman gen yang menunjukkan jumlah total dari karakteristik gen
yang dapat diamati pada manusia. Setiap manusia memiliki gen yang berbeda-beda.
Tidak akan ada dua orang manusia yang secara genetik sama meskipun mereka
kembar identik/ kembar monozigot. Adanya perbedaan gen tersebut terjadi baik
pada tingkat spesies maupun tingkat populasi. Perbedaan gen pada tingkat
spesies dapat terlihat dari adanya variasi fenotip pada setiap individu. Di
dalam setiap sel terdapat faktor pembawaan sifat keturunan (materi genetis),
misalnya pada sel tulang, sel darah, dan sel gamet. Substansi genetis tersebut
terdapat di dalam inti sel (nukleus), yaitu pada kromosom yang mengandung gen.
Gen merupakan substansi hereditas yang terdiri atas senyawa kimia tertentu,
yang menentukan sifat individu. Gen mempunyai peranan penting dalam mengatur
pertumbuhan sifat-sifat keturunan. Misalnya pertumbuhan bentuk dan warna
rambut, susunan darah, kulit, dan sebagainya.. Kromosom terdapat di dalam
nukleus mempunyai susunan halus berbentuk batang panjang atau pendek, lurus
atau bengkok. Di dalam nukleus terdapat substansi berbentuk benang-benang
halus, seperti jala yang dapat menyerap zat warna. Benang-benang halus tersebut
dinamakan retikulum kromatin. Retikulum berarti jala yang halus. Kroma berarti
warna, dan tin berarti badan. Kromosom dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop biasa pada sel-sel yang sedang membelah. Dalam sel yang aktif
melakukan metabolisme, kromosom-kromosom memanjang dan tidak tampak. Namun, menjelang
sel mengalami proses pembelahan, kromosom-kromosom tersebut memendek dan
menebal, serta mudah menyerap zat warna, sehingga mudah kita lihat melalui
mikroskop. Setiap organisme mempunyai jumlah kromosom tertentu, ada yang banyak
ada pula yang hanya sedikit.
Pada makhluk hidup tingkat tinggi, sel tubuh mengandung dua perangkat
atau dua set kromosom yang diterima dari kedua induknya. Kromosom yang berasal
dari induk betina berbentuk serupa dengan kromosom yang berasal dari induk
jantan, sehingga sepasang kromosom yang berasal dari induk jantan dan induk
betina disebut kromosom homolog. Pengertian kromosom homolog, yaitu kromosom
yang mempunyai bentuk, fungsi, dan komposisi yang sama. Jumlah kromosom dalam
sel tubuh disebut diploid (2n). Adapun jumlah kromosom dalam sel kelamin
dinamakan haploid (n), karena hanya memiliki separo dari jumlah kromosom dalam
sel tubuh. Dua perangkat atau dua set kromosom haploid dari suatu spesies
disebut genom. Dengan demikian, genom dapat dikatakan sebagai jumlah macam
kromosom atau perangkat kromosom dalam suatu individu. Contoh: manusia mempunyai
46 kromosom dalam setiap inti selnya, 23 kromosom berasal dari ibu dan 23
kromosom berasal dari ayah. Manusia memulai hidupnya dari sebuah sel, yaitu sel
telur yang dibuahi sel sperma. Sel telur dan sel sperma masing-masing mempunyai
23 kromosom (n). Sel telur yang telah dibuahi sel sperma akan menjadi zigot.
Zigot yang terbentuk mempunyai 46 kromosom (2n).Kromosom yang dimiliki oleh
organisme secara umum dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu kromosom tubuh
(autosom) dan kromosom seks (gonosom). Autosom terdapat pada individu jantan
maupun betina dan sifat-sifat yang dibawa tidak ada hubungannya dengan
penentuan jenis kelamin. Gonosom merupakan kromosom yang menentukan jenis
kelamin suatu individu.
Fenotip
merupakan suatu karakteristik (baik struktural, biokimiawi, fisiologis, dan
perilaku) yang dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh genotip dan lingkungan serta
interaksi keduanya. Pengertian fenotip mencakup berbagai tingkat dalam ekspresi gen dari suatu organisme. Pada tingkat organisme, fenotip adalah sesuatu yang dapat
dilihat/diamati/diukur, sesuatu sifat atau karakter. Dalam tingkatan ini,
contoh fenotip misalnya warna mata, berat badan, atau ketahanan terhadap suatu
penyakit tertentu. Pada tingkat biokimiawi, fenotip dapat berupa kandungan
substansi kimiawi tertentu di dalam tubuh. Sebagai misal, kadar gula darah atau kandungan protein dalam daging. Pada taraf molekular, fenotip dapat berupa
jumlah RNA yang diproduksi atau terdeteksinya pita DNA atau RNA pada elektroforesis. Fenotip ditentukan
sebagian oleh genotip individu, sebagian oleh
lingkungan tempat individu itu hidup, waktu, dan pada sejumlah sifat, interaksi
antara genotip dan lingkungan. Waktu biasanya digolongkan sebagai aspek
lingkungan (hidup) pula.
Kegiatan ini dilakukan pada 50 orang suku Tolaki yang
bermukim disekitar Kota Kendari,
yaitu dengan mencandra 6 sifat fenotip yang telah ditentukan pada masing-masing individu. 6 sifat fenotip yang dicandra ialah memiliki
mata sipit atau bulat, telinga yang menggantung dan menempel, bentuk alis mata
bersambung atau tdak, kemampuan
menggulung lidah, mempunyai bibir tebal atau tipis, dan bentuk rambut yang lurus,
keriting juga bergelombang.
Dari ke-6 sifat fenotip tersebut sifat yang pertama yaitu mata
sipit ada 14 orang, dan 36 orang dengan
bola mata yang bulat. Dari sifat
yang kedua telinga menggantung ada 39 dan 11 orang dengan telinga yang
menempel. Sifat yang ketiga
alis
mata yang
bersambung ada 8 orang dan 42 orang tidak memiliki bentuk alis mata yang
bersambung. Sifat yang
keempat kemampuan untuk melipat lidah ada 8 orang dan yang tidak dapat melipatkan
lidahnya ada 42 orang. Sifat yang kelima
memiliki bibir tebal ada 21 orang dan 29 orang bibir tipis. Sifat yang keenam model rambut, rambut lurus dan
bergelombang sama banyaknya yakni 24 orang dan rambut keriting hanya 2 orang
saja. Berdasarkan hasil yang telah
di dapat memang tidak ada sifat yang sangat identik dari setiap individu, jika ada hanya sebagian kecil pada sifat yang teramati. Hal ini dikarenakan bahwa setiap individu dalam satu species selalu memiliki
perbedaan, baik itu secara genotip, fenotip maupun kedua duanya. Misalnya saja
pada manusia, variasi genetik pada manusia sangat beragam walaupun satu
species yakni Homo sapiens.
V.
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan
terhadap sifat fenotipe pada orang suku Tolaki, maka dapat ditarik suatu
simpulan Bahw
1. Sifat-sifat fenotip pada setiap
individu suku Tolaki berbeda-beda, dilihat dari beberapa kriteria yang di amati hanya minim kemungkinannya untuk mempunyai sifat fenotip yang sama.
2.
Keragaman ini
ditentukan oleh banyak factor, diantaranya : perkawinan beda ras, kebiasaan suatu keluarga,
interaksi didalam komunitas masyarakat dan
lain-lain.
B. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan melalui praktikum ini adalah sebaiknya
para praktikan saling bekerjasama dengan baik dalam memperoleh dan mengolah
data yang di observasi
DAFTAR PUSTAKA
Sianipar, P. 2010. Biologi
Umum. Pustaka Book Publisher, Yogyakarta.
Campbell, et all. 2003. Biologi Jilid 1. Erlangga. Jakarta
Crowder L.V. 2006.
Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
Elrod, S. Dan Stansfield W. 2007. Genetika Edisi Keempat. Erlangga, Jakarta.
Goodenough, ursula.1988.Genetika.Penerbit.Erlangga:
Jakarta
Kimball,
J. W. 1990. Biologi Jilid 1, 2, dan 3. Erlangga. Jakarta. Nio,Tjan kwiauw.1990.Genetika
Dasar.ITB Press: Bandung Syamsuri,
I. 2004. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Subowo.
1992. Histologi Umum. Bumi Aksara. Jakarta.
Komentar
Posting Komentar