ISOLASI BAKTERI PADA TANAH TAMBANG
By: jendri mamangkey
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu
permasalahan yang besar dalam era industrilisasi global saat ini adalah
terkontaminasinya air, tanah, air tanah, air permukaan dan udara, oleh bahan
kimia yang berbahaya dan beracun. Hal ini merupakan suatu konsekuensi
pembangunan industri. Di negara maju telah terjadi lebih dahulu langkah untuk
mengurangi atau menghilangkan bahan kimia yang berbahaya dan beracun serta
mewaspadai kerusakan lingkungan secara terus menerus. Sebaiknya hal tersebut
tidak terulang lagi di negara sedang berkembang seperti halnya negara
Indonesia. Selain penanganan konvensional yang saat ini sedang berjalan, perlu
dikembangkan suatu terobosan teknologi baru yang menuju pada detoksifikasi dan
pengancuran kontaminan bahan kimia yang berbahaya dan beracun untuk menangani
masalah tersebut.
Pencemaran
logam berat merkuri (Hg) pada tanah dan air sangat membahayakan lingkungan dan
kesehatan manusia. Senyawa merkuri dalam bentuk Hg(II) dapat terikat pada
residu sistein protein manusia/binatang sehingga protein kehilangan
aktivitasnya (Rugh et al. 2000 dalam Nofiani & Guzrisal 2004).
Fraksi Hg2+ terbentuk dalam beberapa menit saja di dalam larutan tanah. Fraksi utama,
senyawa anorganik dan organik lainnya akan terikat dalam mineral tanah atau dijerap
pada permukaan tanah. Sumber pencemaran merkuri dapat disebabkan oleh proses
geologi dan biologi.
Senyawa
merkuri yang terdapat pada batu dan tanah dikikis oleh hujan dan angin. Salah
satu usaha untuk detoksifikasi merkuri dapat dilakukan menggunakan
mikroorgansime resisten merkuri, misalnya bakteri resisten merkuri.
Mikroorganisme yang terdapat pada daerah tercemar merkuri berperan utama untuk
detoksifikasi merkuri. Apabila bakteri tersebut dapat beradaptasi pada
lingkungan dengan tingkat kontaminasi logam berat yang tinggi, maka diasumsikan
bahwa penggunaan bakteri tersebut sangat efektif dalam meningkatkan reduksi
logam berat. Oleh karena itu, mikroorganisme yang terdapat pada daerah tercemar
merkuri merupakan sumber untuk isolasi bakteri resisten merkuri. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan
isolasi bakteri pada tanah tambang.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada praktikum isolasi
bakteri pada tanah tambang yaitu:
1.
Bagaimana memperoleh bakteri tanah tambang dengan cara
mengisolasi?
2.
Bagaimana proses perhitungan jumlah bakteri yang
tumbuh pada media?
C. Tujuan
Tujuan praktikum ini dilaksanakan sebagai
berikut.
1.
Untuk mengetahui cara memperoleh bakteri tanah tambang
2.
Untuk mengetahui perhitungan jumlah bakteri yang
tumbuh pada media
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh melalui praktikum
ini sebagai berikut.
1.
Dapat mengetahui cara memperoleh bakteri tanah tambang
2.
Dapat
mengetahui perhitungan jumlah bakteri yang tumbuh pada media
II. TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi
bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan
menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik.
Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme
lain. Teknik aseptik ini sangat penting bila bekerja dengan bakteri. Beberapa
alat yang digunakan untuk menjalankan prosedur ini adalah bunsen dan laminar
air flow. Bila tidak dijalankan dengan tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh
mikroorganisme lain sehingga akan mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik aseptik
juga melindungi laboran dari kontaminasi bakteri (Singleton dan Sainsbury 2006).
Beberapa
metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis medium tujuannya. Pada
medium agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan jarum ose. Pada medium
agar miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan loop ose. Pada
medium petridisk, dapat digunakan metode streak plate (metode gores), pour
plate (metode tuang) atau spread plate (metode sebar). Setelah
inokulasi, dilakukan proses inkubasi, yaitu menyimpan medium pada alat atau
kontainer ada temperatur tertentu dan periode tertentu, sehingga tercipta lingkungan
yang menyediakan kondisi cocok untuk pertumbuhan bakteri (Harley dan Presscot
2002).
Merkuri
adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar di
bebatuan, biji tambang, air dan udara sebagai senyawa organik dan non organik. Merkuri
dalam keadaan normal berbentuk cairan berwarna abu-abu, tidak berbau dengan berat
molekul 200.59 g/mol. Merkuri tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam
hidroklorida, hidrogen bromida dan hidrogen iodida. Namun, merkuri larut dalam asam
nitrat, asam sulfat panas, dan lipid. (Elberger & Brody 1993).
Bakteri
Gram negatif menunjukkan toleransi terhadap logam yang lebih besar
dibandingkan Gram positif karena
memiliki struktur dinding sel yang lebih kompleks yang mampu mengikat dan
mengimobilisasi ion logam termasuk Hg2+. mengemukakan bahwa kemampuan bakteri menghasilkan
polisakarida ekstraseluler dapat melindungi sel dari pengaruh toksik logam berat.
Hasil penelitiannya memberikan indikasi bahwa bakteri heterotrof yang ditumbuhkan
di dalam medium yang mengandung merkuri konsentrasi 150-200 μg/g akan mengalami
penurunan viabilitas setelah 21 hari inkubasi Ahmad et al. (2005)
Sejumlah
bakteri resisten terhadap merkuri telah diisolasi dari berbagai jenis
lingkungan. Umumnya bakteri tersebut termasuk dalam kelompok baik bakteri Gram
negatif maupun Gram positif. Bakteri ini memiliki mekanisme mendetoksifikasi
merkuri berdasarkan adanya mekanisme reduksi intraseluler Hg2+ menjadi bentuk
tidak toksin Hg0 oleh enzim merkuri reduktase (Nascimento & Chartone-Souza 2003).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Praktikum
Isolasi
Bakteri pada Tanah Tambang dilakasanakan pada Hari Senin, tanggal 10 Juni
2013 pada pukul 09.00 WITA –
selesai yang bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi,
Universitas Haluoleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum
Isolasi Bakteri pada
Tanah Tambang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan pada
praktikum Isolasi Bakteri pada
Tanah Tambang
No.
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Cawan
petri
|
Untuk mengisolasi
bakteri tanah tambang
|
2.
|
Erlenmeyer
|
Untuk
menyimpan media
|
3.
|
Botol gelap & ampul
|
Untuk melakukan
pengenceran sampel
|
4.
|
Drygalsky
|
Untuk meratakan
sampel pada media
|
5.
|
Plastik klip
|
Untuk
menyimpan sampel
|
6.
|
Autoclav
|
Untuk
sterilisasi alat dan bahan
|
7.
|
Bunsen
|
Untuk
sterulisasi dengan pemijaran
|
8.
|
Colony counter
|
Untuk menghitung
jumlah bakteri yang tumbuh
|
9.
|
Inkubator
|
Untuk
menginkubasi isolat
|
10.
|
Hot plate
|
Untuk
memanaskan media PDA & PDB
|
11.
|
Stirrer
|
Untuk
mengaduk media secara otomatis
|
12.
|
Kamera digital
|
Untuk
mengambil gambar pengamatan
|
13.
|
Mikro pipet & yellow
tip
|
Untuk
mengambil sampel
|
14.
|
Timbangan
|
Untuk
menimbang kertas saring
|
15.
|
Laminar
air flow
|
Untuk
tempat bekerja secara aseptik
|
16.
|
Pipet volume
|
Untuk
mengambil larutan secara teliti
|
Bahan yang digunakan pada praktikum Isolasi Bakteri pada
Tanah Tambang dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada
praktikum Isolasi Bakteri pada
Tanah Tambang
No.
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Tanah
tambang
|
Sebagai
sampel yang diisolasi
|
2.
|
Media NA
|
Untuk media pertumbuhan bakteri
|
3.
|
Aquades
|
Untuk pengenceran
|
4.
|
Alumunium
foil
|
Untuk
menutup botol ampul
|
5.
|
Kapas
|
Untuk
menutp erlenmeyer
|
6.
|
Silt
|
Untuk
membungkus cawan petri
|
7.
|
Kertas
|
Untuk
membungkus cawan petri dan erlenmeyer
|
8.
|
Karet
|
Untuk
mengikat kertas pembungkus
|
9.
|
Alkohol
90 %
|
Untuk
mensterilisasi alat
|
10.
|
Tissue
|
Untuk
membersihkan permukaan laminar
|
11.
|
Kertas
label
|
Untuk
menandai isolat dan sampel
|
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Isolasi Bakteri pada
Tanah Tambang adalah sebagai berikut :
1. Mensterilkan alat-alat dan media yang akan
digunakan menggunakan autoclave,
2.
Mengisolasi sampel tanah tambang menggunakan metode sebar,
3.
Menuang media NA pada cawan petri lalu memadatkannya,
3. Membuat pengenceran sampai 10-2,
kemudian mengambil larutan sebanyak 0,1 ml dari seri pengenceran pertama dan terakhir,
4. Menyebarkan sampel tersebut
menggunakan drygalsky pada media NA
yang telah padat, lalu membungkus cawan petri tersebut menggunakan silt dan
kertas,
6. Menginkubasi isolat-isolat tersebut selama 2x24
jam,
7. Mengamati koloni mikroorganisme
yang terbentuk, lalu menghitung jumlah mikroorganisme yang tumbuh pada cawan
petri menggunakan metode TPC
(Total Plate Count
), kemudian membandingkannya satu sama lain,
8. Mendokumentasikan hasil
pengamatan menggunakan kamera digital.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan
dari praktikum Isolasi Bakteri pada
Tanah Tambang yaitu sebagai berikut:
B. Pembahasan
Isolasi
merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya,
sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur
yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Kultur
murni atau biakan murni sangat berguna didalam mikrobiologi, yaitu untuk
menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciriciri
kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, memerlukan suatu popolasi
yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Sifat organisme dalam suatu
biakan murni dapat dipelajari dengan metode yang amat keras dengan hasil yang
sangat akurat karena pengaruh sel hidup yang lain dapat ditiadakan.
Merkuri
adalah logam berat yang bersifat sangat toksik, mempunyai afinitas terhadap
gugus thiol protein. Keberadaan merkuri dilingkungan, karena secara alamiah
maupun karena aktifitas antrofogenik. Sedimen
perairan yang terkontaminasi merkuri dapat ditumbuhi bakteri resisten merkuri.
Bakteri resisten merkuri anorhanik dapat digunakan untuk bioremediasi perairan,
karena bakteri tersebut mampu mereduksi merkuri anorganik menjadi logam merkuri
yang mudah menguap dan kurangtoksik. Dan merupakan sumber pencemaran merkuri.
Bakteri resisten merkuri mempunyai operon mer yang biasanya terkandung
dalam plasmid.
Percobaan
tentang perhitungan jumlah bakteri
digunakan metode total plate count (TPC), metode ini merupakan analisis
untuk menguji cemaran bakteri dengan menggunakan metode pengenceran dan metode
cawan tuang. Metode cawan tuang adalah metode per plate. Metode ini dilakukan
dengan mengencerkan sumber isolate yang telah diketahui beratnya ke dalam 9 ml
larutan garam fisiologis, larutan yang digunakan sekitar 1 ml suspense ke dalam
cawan petri steril, dilanjutkan dengan menuangkan media penyubur (nutrient agar),
NA / media penyubur merupakan nutrisi untuk nutrisi bagi bakteri. Hasil
pengamatan terlihat bahwa isolat bakteri pada media isolasi 10-1
berdasarkan perhitungan TPC (Total Plate
Count) diperoleh jumlah 34 X 101 CFU/gr sedangkan pada Isolat
khamir pada media miring 10-2 diperoleh
jumlah 5
X 102 CFU/gr.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan dari praktikum ini sebagai
berikut.
1.
Isolasi
menggunakan
metode pengenceran dan metode cawan tuang. Metode cawan tuang adalah metode per
plate. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sumber isolate yang telah
diketahui beratnya ke dalam 9 ml larutan garam fisiologis, larutan yang
digunakan sekitar 1 ml suspense ke dalam cawan petri steril, dilanjutkan dengan
menuangkan media penyubur (nutrient agar), NA / media penyubur merupakan
nutrisi untuk nutrisi bagi bakteri.
2.
Perhitungan jumlah bakteri
digunakan metode total plate count
(TPC),
metode ini merupakan analisis untuk
menguji cemaran bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology
and Molecular Biology 3rd Edition. England
: Sussex.
Harley dan Presscot. 2002. Laboratory Exercise in
Microbiology. New York :McGraw-Hill
Publisher.
Elberger ST, Brody GM. 1993. Cadmium, Mercury,
and Arsenic, in: Viccellio P, (Editor).
Handbook of Medical Toxicology. Boston.Little Brown and Co.
Ahmad I, Hayat S, Ahmad A, Inam A, Samiullah. 2005.
Effect of heavy metal on survival
of certain groups of indigenous soil microbial population. J Appl Sci Environ Mgt 9:115-121.
Nascimento AMA, Chartone-Souza E. 2003.Operon mer:
Bacterial resistance to
mercury
and potential for bioremediation of contaminated environments. Genet Mol Res 2:92-101.
Komentar
Posting Komentar