Mikosis oportunistik/Opportunistic mycoses (Candida)



Mikosis oportunistik/Opportunistic mycoses (OM) yang mempengaruhi kulit dan mukosa maupun organ internal yang disebabkan oleh ragi dan jamur. Sebuah prasyarat bahwa infeksi tersebut dpat terjadi sebagai akibat lemahnya sistem kekebalan sel inang. Kandidiasis adalah infeksi endogen. OM lainnya adalah infeksi eksogen disebabkan oleh jamur yang secara alami menghuni tanah atau tanaman. Di lingkungan jamur biasanya menyerang melalui saluran pernapasan. Yang paling penting adalah aspergillosis, kriptokokosis, dan mucormycoses. Selain Candida dan ragi yang lain, phaeohyphomycetes dan hyalohyphomycetes, yang hanya sangat sedikit patogen, juga dapat menyebabkan infeksi sistemik. Semua OM memiliki fokus infeksi primer, biasanya pada saluran pernapasan atas atau bawah. Fokus patogen dapat menyebarkan hematogen dan / atau lymphogenously menginfeksi organ tambahan. Fokus infeksi harus hilangkan dengan pembedahan jika memungkinkan. Agen antimikotik yang digunakan adalah kemoterapi. Pasien yang terinfeksi biasanya immunocompromised (imunitas lemah) (kondisi abnormal di mana kemampuan seseorang untuk melawan infeksi menurun. Hal ini dapat disebabkan oleh proses penyakit, obat-obatan tertentu, atau kondisi yang hadir saat lahir. Istilah yang mungkin terkait: Bakteremia), prognosis biasanya kurang.

Candida (Soor)
Setidaknya 70% dari semua infeksi Candida pada manusia disebabkan oleh Candida albicans, sisanya oleh Candida parapsilosis, Candida tropicalis, Candida guilliermondii, Candida krusei, dan beberapa spesies Candida langka lainnya.

 

Morphology and culture/ morfologi dan kultur
Hasil pewarnaan Gram memperlihatkan bahwa C. albicans awalnya bentuk ragi oval Gram positif dengan diameter sekitar 5 µm. Gram positif pseudohyphae sering diamati dan sesekali bentuk miselia bersepta (Gambar. 6.2). C. albicans dapat tumbuh pada media kultur padat agar Sabouraud Dekstrosa, dalam medium cair seperti glucose yeast, extract pepton, C. albicans tumbuh di dasar tabung. Setelah 48 jam inkubasi pada media agar akan bentuk bulat, keputihan, koloni agak kasar. Mereka dibedakan dari khamir lainnya berdasarkan morfologi dan karakteristik biokimia.
Patogenesis dan gambaran klinis
Candida merupakan penghuni normal dari manusia dan mukosa hewan (komensal). Infeksi candida secara endogen (Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self infection atau auto infection). Candodoses biasanya berkembang pada orang yang sistem kekebalannya masih kompromi (lemah) , paling sering terjadi karena gangguan kekebalan seluler. Mukosa  adalah lapisan yang sering terkena, lebih jarang kulit terluar dan organ dalam (kandidiasis mendalam). Infeksi rongga mulut, putih, keras pada lapisan atas terlihat pada mukosa pipi dan lidah. Morfologi patogen mirip dengan Soor oral vulvovaginitis. Diabetes, kehamilan, terapi progesteron, dan pengobatan antibiotik intensif (terus-menerus) yang menghilangkan flora bakteri normal di antara faktor predisposisi (Faktor predisposisi adalah beberapa kondisi atau situasi yang menyebabkan seseorang lebih beresiko terkena sebuah penyakit), faktor predisposisi bisa karena faktor usia, jenis kelamin, herediter, dan faktor lingkungan. Kulit terutama terinfeksi pada keadaan lembab, dan bagian hangat dari tubuh. Candida dapat menyebar yang menyebabkan infeksi sekunder dari paru-paru, ginjal, dan organ lainnya. Endokarditis Candidial dan endophthalmitis diamati pada pecandu narkoba. Chronic mucocutaneous Kandidiasis diamati sebagai kerusakan kekebalan seluler sistem (Gambar. 6.3).

 

Diagnosis
This involves microscopic examination of preparations of different materials, both native and Gram-stained. Candida grows on many standard nutrient mediums, particularly well on Sabouraud agar. Typical yeast colonies are identified under the microscope and based on specific metabolic evidence. Detection of Candida-specific antigens in serum (e.g., free mannan) is possible using an agglutination reaction with latex particles to which monoclonal antibodies are bound. Various methods are used to identify antibodies in deep candidiasis (agglutination, gel precipitation, enzymatic immunoassays, immunoelectrophoresis).

Therapy


Nystatin and azoles can be used in topical therapy. In cases of deep candidiasis, amphotericin B is still the agent of choice, often administered together with 5-fluorocytosine. Echinocandins (e.g., caspofungin) can be used in severe oropharyngeal and esophageal candidiasis.

Nistatin dan azoles dapat digunakan dalam terapi topikal. Dalam kasus kandidiasis mendalam, amfoterisin B menjadi agen pilihan, sering diberikan bersama-sama dengan 5-fluorocytosine. Echinocandins (misalnya, caspofungin) dapat digunakan dalam oropharyngeal parah dan kandidiasis esofagus.

Sumber bacaan: Medical Microbiology Thieme Stuttgart New York
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum: Pembuatan Kombucha

PEMBUATAN WINE (ANGGUR)

KERAGAMAN JENIS BENTHOS DI PERAIRAN WISATA BAHARI DESA TANJUNG TIRAM KECAMATAN MORAMO UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA