PENGENALAN JENIS-JENIS KARANG

PENGENALAN JENIS-JENIS KARANG



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan di laut sama seperti di daratan, tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang sesungguhnya, artinya biota ini mampu membuat zat-zat organik yang majemuk dari senyawa-senyawa anorganik yang sederhana yang terlarut dalam air. Tanpa tumbuh-tumbuhan laut sebagai penghasil makanan primer, perkembangan kehidupan hewan laut umumnya tidak akan mungkin berjalan.
Terumbu karang merupakan ekosistem yang amat peka dan sensitif sekali. Jangankan dirusak, diambil sebuah saja, maka rusaklah keutuhannya. Ini dikarenakan kehidupan di terumbu karang di dasari oleh hubungan saling tergantung antara ribuan makhluk. Rantai makanan adalah salah satu dari bentuk hubungan tersebut. Tidak cuma itu proses terciptanya pun tidak mudah. Terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun hingga dapat tercipta secara utuh dan indah. Dan yang ada di perairan Indonesia saat ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam 
Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21-30C  Terumbu karang ditemukan di sekitar 100 negara dan merupakan rumah tinggal bagi 25% habitat laut. Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat rentan di dunia. Dalam beberapa dekade terakhir sekitar 35 juta hektar terumbu karang di 93 negara mengalami kerusakan. Ketika terumbu karang mengalami stres akibat temperatur air laut yang meningkat, sinar ultraviolet dan perubahan lingkungan lainnya, maka ia akan kehilangan sel alga simbiotiknya. Akibatnya warnanya akan berubah menjadi putih dan jika tingkat ke-stres-annya sangat tinggi dapat menyebabkan terumbu karang tersebut mati.
Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem perairan dangkal yang memegang peranan penting sebagai habitat dan tempat berlindung berbagai organisme laut. Secara fisik ekosistem terumbu karang juga memainkan peranan yang penting sebagai pelindung garis pantai. Selain itu keindahan terumbu dan penghuninya menjadi daya tarik tersendiri bagi manusia. Mengingat hal tersebut diatas, penting bagi kita untuk lebih memahami karang itu sendiri serta komponen – komponen biotik dan abiotik yang terdapat dalam ekosistem terumbu karang, sehingga kita dapat lebih mudah untuk memahami perbedaan komponen ekologi yang terdapat pada ekosistem terumbu karang dengan wilayah pesisir pantai dan perairan litoral (intertidal)

B.  Tujuan praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini yaitu, untuk mengidentifikasi jenis-jenis karang yang terdapat di pantai tanjung tiram

C. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam praktikum ini yaitu, bagaimana karakteristik jenis-jenis karang yang terdapat di pantai tanjung tiram? 

B. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini yaitu, dapat mengetahui jenis-jenis karang yang terdapat di pantai tanjung tiram, sebagai pengetahuan dasar mengenai lingkungan laut.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ada dua jenis terumbu karang yaitu terumbu karang keras (hard coral) dan terumbu karang lunak (soft coral). Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll.   (  Castro P & Huber ME. 2005 )
Terumbu karang ialah satu ekosistem marin yang unik, kompleks dan tinggi produktivitinya. Terumbu karang telah wujud sejak beribu tahun, malah berjuta tahun dahulu dan terbina daripada organisma-organisma yang sangat kecil saiznya. Kebanyakan terumbu karang yang tua telah wujud sejak 25 juta tahun dahulu. Hanya di kawasan terumbu karang kita boleh menjumpai organisma yang telah melalui evolusi selama berjuta tahun. Dari segi pengelasan saintifik, organisma yang membentuk terumbu karang adalah daripada famili Cnidari, termasuklah karang laut (corals), sea anemone, obor-obor, hydra dan sebagainya. Di bawah famili Cnidari, karang laut pula dikelaskan kepada tiga subkelas, Octocorallia, Zoantharia dan Tabulata (koloni karang yang telah pupus). Subkelas Octocorallia terdiri daripada ‘gorgonian coral’, sea pensies, organ-pipe corals dan karang lembut (soft coral). Subkelas ini dikenal pasti daripada tentakel lapan pinat dan kebanyakannya adalah berkoloni manakala subkelas Zooantharia pula membentuk karang keras (hard coral) dan wujud berkoloni atau secara individu. (  Hutagalung RA. 2005 )
Terumbu karang membesar dengan cepat di dalam air yang jernih dan ditembusi oleh cahaya matahari. Terumbu karng hidup subur pada suhu 20°C hingga 28°C. Selain daripada mendapatkan makanan melalui hasil fotosintesis, zooxanthellea dan karang laut juga menangkap zooplankton dengan menggunakan tentakel polip dan ia juga boleh menyerap sebatian organik yang larut di dalam air sebagai sumber makanannya. Kebanyakan karang laut makan pada waktu malam kerana zooplankton bergerak pada waktu malam. Hal ini juga adalah kerana tentakel polip yang tersembunyi pada siang hari dapat mengelakkan karang laut menjadi mangsa kepada haiwan lain, dan melindungi diri daripada ultra-violet. (Nybakken JW. 1986 ) 
Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur fisik beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk sedimentasi kalsium karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi, terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan terumbu. Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitas koral  ( Sumich JL, Dudley GH. 1992. )
Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C di atas suhu normal. ( Walters GE, et al. 1998 )


III.  METODE PRAKTIKUM

A.  Waktu dan Tempat

       Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari minggu, pada tanggal 20 November 2011, pada pukul 08.00- 14.00 WITA dan bertempat di Perairan Tanjung Tiram Moramo, Kendari.

B.  Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah dapat dilihat pada Tabel 1.

C.  Prosedur Kerja
Prosedur Kerja yang dilakukan pada pelaksanaan praktikum ini yaitu :
1. Menyiapkan toples atau kantung plastik.
2. Turun ke pantai, menyelam sambil mencari karang
3. Mengambil gambar karang  yang bisa diambil, karna karang tidak bisa diambil karena dilindungi.
4. Mengamati karateristik dan identifikasi jenis  karang yang ada gambarnya.
5. Mencatat dan menjadikannya hasil pengamatan.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Pengamatan

Adapun jenis-jenis karang yang di dapat di Tanjung Tiram yaitu sebagai berikut :
1. Acropora elegantula

Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies          : Acropora elegantula
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri          : Koloni korimbosa seperti semak. Cabang horisontal tipis dan menyebar. Aksial    koralitnya jelas.
Warna : Abu-abu dengan warna ujungnya muda.
Distribusi : Perairan Indonesia, Srilanka.


2. Acropora millepora

Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora millepora
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan cabang pendek yang seragam. Aksial koralit terpisah. Radial koralit tersusun rapat.
Warna : Umumnya berwarna hijau, orange, merah muda, dan biru.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. convexa, A. prostrata, A. aspera dan A. pulchra.
Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina dan Australia.Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.

3.  Acropora latistella

Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies          : Acropora latistella
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri          : Koloni berbentuk korimbosa atau bergumpal. Aksial koralit biasanya terpisah.    Radial koralit melingkar. Tentakel biasanya setiap hari bertambah panjang.
Warna : Umumnya berwarna krem, keabu-abuan, coklat, hijau dan kuning.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. subulata, A. valid, A. nana dan A. dendrum.
Distribusi : Tersebar dari Perairan  Indonesia, Philipina, Papua New Guinea

4.  Acropora digitifera

Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora digitifera
Kedalaman: Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentuk digitata, umumnya permukaannya rata dengan ukuran bisa    mencapai lebih dari 1 meter. Percabangannya kecil, berbentuk bulat atau pita. Aksial koralit kecil.Radial koralit berbentuk bulat, memiliki ukuran yang sama, pinggir koloni berwarna terang.
Warna : Jingga, krem atau kuning, sering berwarna biru muda. Umumnya     memiliki warna krem atau kuning pada ujung,
Habitat : Di daerah yang bergelombang dan perairan dangkal.

5.  Acropora humillis

Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies          : Acropora humillis
Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 1  – 7 meter.
Ciri-ciri          : Umumnya memiliki korimbosa, percabangan tebal dan memiliki koralit   aksial yang besar serta mempunyai radial koralit dengan dua ukuran.
Warna : Umumnya memiliki warna yang beragam, namun yang paling utama adalah warna    krem, coklat, atau biru.

Distribusi : Tersebar di perairan Indonesia, 

B. Pembahasan 

Karang ialah satu ekosistem marin yang unik, kompleks dan tinggi produktivitinya. Terumbu karang telah wujud sejak beribu tahun, malah berjuta tahun dahulu dan terbina daripada organisma-organisma yang sangat kecil saiznya. Kebanyakan terumbu karang yang tua telah wujud sejak 25 juta tahun dahulu. Hanya di kawasan terumbu karang kita boleh menjumpai organisma yang telah melalui evolusi selama berjuta tahun. Dari segi pengelasan saintifik, organisma yang membentuk terumbu karang adalah daripada famili Cnidari, termasuklah karang laut (corals), sea anemone, obor-obor, hydra dan sebagainya. Di bawah famili Cnidari, karang laut pula dikelaskan kepada tiga subkelas, Octocorallia, Zoantharia dan Tabulata (koloni karang yang telah pupus). Subkelas Octocorallia terdiri daripada ‘gorgonian coral’, sea pensies, organ-pipe corals dan karang lembut (soft coral). Subkelas ini dikenal pasti daripada tentakel lapan pinat dan kebanyakannya adalah berkoloni manakala subkelas Zooantharia pula membentuk karang keras (hard coral) dan wujud berkoloni atau secara individu.  Batu karang menjadi tuan rumah kepada sejenis organisma karnivor yang disebut sebagai polip. Satu koloni batu karang boleh mengandungi ribuan polip yang menghasilkan kalsium karbonat dan seterusnya membina struktur batu karang. Batu karang adalah sumber produktiviti primer di komuniti terumbu karang hasil daripada simbiosis antara batu karang dengan sejenis alga satu-sel, Zoozanthellae. Alga berwarna perang kekuningan ini membekal nutrien yang diperlukan untuk proses tumbesaran batu karang pada kadar yang sesuai untuk pembinaan terumbu karang. Oleh itu, komuniti alga ini membekal kepada batu karang sumber makanan (dalam bentuk produk fotosintesis) dan pada masa masa yang sama batu karang pula menyediakan perlindungan serta akses kepada sumber cahaya matahari kepada zooxanthellae ini. 
Kebanyakan karang laut yang membentuk terumbu karang dijumpai pada kedalaman kurang daripada 46 meter, yang boleh ditembusi cahaya matahari. Cahaya matahari adalah penting di dalam ekosistem terumbu karang bagi menjamin pertumbuhan karang laut dan alga mikroskopik (hidup dalam tisu-tisu polip) yang bersimbiosis. Jenis karang keras hadir di kebanyakan tisu karang laut dan tugasnya adalah menyediakan makanan kepada karang melalui hasil fotosintesis, membersihkan karang daripada pengumpulan bahan kimia dan sebatian nitrat.  Terumbu karang membesar dengan cepat di dalam air yang jernih dan ditembusi oleh cahaya matahari. Terumbu karng hidup subur pada suhu 20°C hingga 28°C. Selain daripada mendapatkan makanan melalui hasil fotosintesis, zooxanthellea dan karang laut juga menangkap zooplankton dengan menggunakan tentakel polip dan ia juga boleh menyerap sebatian organik yang larut di dalam air sebagai sumber makanannya. Kebanyakan karang laut makan pada waktu malam kerana zooplankton bergerak pada waktu malam. Ada dua jenis terumbu karang yaitu terumbu karang keras (hard coral) dan terumbu karang lunak (soft coral). Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll  Terumbu karang tepi atau karang penerus atau fringing reefs adalah jenis terumbu karang paling sederhana dan paling banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. 
Terumbu karang tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain, seperti alga berkapur, yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan Mollusca.[10] Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batuan kapur (termasuk karang yang masuh hidup)di laut dangkal. Secara alami, terumbu karang merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk melakukan pemijahan, peneluran, pembesaran anak, makan dan mencari makan (feeding & foraging), terutama bagi sejumlah spesies yang memiliki nilai ekonomis penting.  
Banyaknya spesies makhluk hidup laut yang dapat ditemukan di terumbu karang menjadikan ekosistem ini sebagai gudang keanekaragaman hayati laut.  Saat ini, peran terumbu karang sebagai gudang keanekaragaman hayati menjadikannya sebagai sumber penting bagi berbagai bahan bioaktif yang diperlukan di bidang medis dan farmasi. Struktur masif dan kokoh dari terumbu berfungsi sebagai pelindung sempadan pantai, dan ekosistem pesisir lain (padang lamun dan hutan mangrove) dari terjangan arus kuat dan gelombang besar.  Struktur terumbu yang mulai terbentuk sejak ratusan juta tahun yang lalu juga merupakan rekaman alami dari variasi iklim dan lingkungan di masa silam, sehingga penting bagi penelitian paleoekologi.  Ekosistem ini juga berperan penting dalam siklus biogeokimia secara global, karena kemampuannya menahan nutrien-nutrien dalam sistem terumbu dan perannya sebagai kolam untuk menampung segala bahan yang berasal dari luar sistem terumbu.   
Berbagai manfaat yang dapat diperoleh manusia dari ekosistem terumbu karang, perlu diatur pengelolaannya karena terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan akan perubahan lingkungan dan memiliki daya dukung terbatas. Dengan demikian, beberapa manfaat berkelanjutan yang awalnya mampu disediakan pada akhirnya tidak berkelanjutan karena laju pemanfaatannya yang berlebihan atau metode yang digunakan bersifat merusak (destruktif) seperti penangkapan ikan menggunakan racun sianida atau bom.  Aktivitas seperti pengumpulan biota ornamental (kerang Conus, bintang laut Linckia) yang pada awalnya hanya bertujuan sebagai hobi atau koleksi, apabila sudah bersifat ekstraktif dan bertujuan untuk memenuhi permintaan pasar (perdagangan) akan berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem alami terumbu karang. 
Dampak terbesar dan  paling  merusak  yang  mungkin  terjadi atas ekosistem terumbu karang  adalah  pembangunan  pesisir  yang  pesat akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya berbagai kebutuhan manusia (pemukiman, perikanan, industri, pelabuhan, dan lain-lain).  Proses fotosintesis oleh alga menyebabkan bertambahnya produksi kalsium karbonat dengan menghilangkan karbondioksida dan merangsang reaksi kimia sebagai berikut  Ca(HCO3) CaCO3 + H2CO3 H2O + CO2.Fotosintesis oleh algaeyangbersimbiosismembuat karang pembentuk terumbu menghasilkan deposit cangkangyangterbuatdarikalsiumkarbonat, kira-kira 10 kali lebih cepat daripada karang yang tidak membentuk terumbu (ahermatipik) dan tidakbersimbiosedenganzooxanthellae.
      Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut utama, disamping hutan mangrove dan padang lamun. Karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) hidup berkoloni, dan tiap individu karang yang disebut polip menempati mangkuk kecil yang dinamakan koralit.Tiap mangkuk koralit mempunyai beberapa septa yang tajam dan berbentuk daun yang tumbuh keluar dari dasar koralit, dimana septa ini merupakan dasar penentuan spesies karang. Tiap polip adalah hewan berkulit ganda, dimana kulit luar yang dinamakan epidermis dipisahkan oleh lapisan jaringan mati (mesoglea) dari kulit dalamnya yang disebut gastrodermis. Dalam gastrodermis terdapat tumbuhan renik bersel tunggal yang dinamakan zooxantellae yang hidup bersimbiosis dengan polip. Zooxantellae dapat menghasilkan bahan organik melalui proses fotosintesis, yang kemudian disekresikan sebagian ke dalam usus polip sebagai pangan.
      Karang terdiri atas sea anemons, klas Anthozoa dan filum.  Karang memiliki tubuh yang khas dengan banyak polips. Struktur tubuh karang teridiri atas tentakel, nematocyst, pharynx, spetum, zooxanthalae, gastrodermis, mesoglea dan epidermis. Terumbu dibangun oleh polip-polip. 
Polyps membentuk tentakel yang mengandung penggerak (bateray) nematocyst untuk menangkap dan melumatkan mangsa. Koloni karang dibentuk dengan perkembangbiakan secara asexual yang disebut budding, dan semua polips saling bersambungan oleh suatu jaringan. Polyps mensecret calcium carbonate exoskeleton (1-3 mm diameter) yang membentuk dasar dari terumbuh (reef). Individu-individu koloni memiliki ukuran yang bervariasi dan bentuk koloni bergantung pada spesies dan lingkungan. Pembentukan terumbuh (karang-karang hermatypic) bersimbiosis dengan zooxanthalae dan terjadi sejak tahapan planktonic larvae. Untuk karang bukan pembangun terumbuh tidak melakukan simbiosis dengan zooxanthalae tanpa berkoloni dan hidup di dasar laut dalam (tidak tembus cahaya). Polyps diproduksi secara sexual akan menghasilkan planktonik larvae yang disebut planula dan telah bersimbiosis dengan zooxanthalae yang akan ditempatkan sebagai koloni-koloni baru. Simbiont-simbiont menyediakan Oksigen dan organic karbon melalui fotosintesis dan memperbaiki deposisi CaCO3 oleh karang.  Hewan-hewan karang menjadi penyaring dan nutrient untuk zooxanthellae dan hal ini membantu siklus nutrient pada oligotrophic laut(f-ratio <0.1).  Semua karang adalah mixotrophs,  dan polip-polip maka zooplankton. 
         Reproduksi pada karang dapat melalui aseksual dan seksual. Sistem aseksual dapat terjadi dengan asexual larva dan fragmentasi. Sedangkan reproduksi sexual melalui system sexual yaitu Gonochoric dan  Hermaphroditic. Model reproduksi sexual terjadi melalui Brooding system dan Broadcast spawning. 
         Semua jenis karang hermatypic dapat bereproduksi secara sexual dalam dua tipe yaitu Brooder dan spawning. Mekanisme perkembangbiakan Tipe brooder adalah sperma dilepaskan dalam kolom air laut dan kemudian diambil oleh bagian betina (karang beruma dua/hermaphrodite). Setelah terjadi fertilisasi kemudian terbentuk larva dan setelah itu dilepaskan dalam air. Larva-larva Planula akan mencari substrat untuk selanjutnya tumbuh dan berkembang. Planula ini sudah mampu bersimbiose dengan zooxanthalae. Pada umumnya planula larva ini diproduksi sekitar setahun. Kurang dari 15% karang adalah berkembangbiak secara sexual melalui tipe broader. Planula pada perkembanngbiakan tipe ini memiliki fase hdiup yang pendek. Selain hermatipic, hamper semua karang ahermatipik melakukan perkembangbiakan dengan Brooding dimana hanya sperma yang dilepaskan, sementara polip betina menyimpan telurnya dalam coelenteron. Setelah sperma  dilepaskan, maka betina akan mengambil sperma dan kemudian terjadi fetilisasi internal. Larva akan dibungkus selama beberapa minggu dan setelah larva tumbuh mandiri kemudian dilepaskan dan jika mendapatkan substrat akan berkembang. 
         Proses perkembangbiakan sexual dengan Broadcast spawners adalah kumpulan sperma dan  telur dilepaskan dalam kolom air (umumnya terjadi sekali setahun). Kumpulan-kumpulan sperma dan telur selanjutnya terapung/terbawah dipermukaan, kemudian pecah sehingga terjadi fertilisasi. Pada beberapa spesies memerlukan banyak energy untuk fertilisasi sendiri. Perkembangan tahap planula memerlukan beberapa hari sampai beberapa minggu. Beberapa spesies mengambil bagian dalam kelompok besar spawning. Zooxanthalae diperlukan pada tahap larva atau segera setelah penempatan pada substrat. Planula pada perkembangbiakan tipe ini memiliki fase hidup yang panjang. Perlu diketahui bahwa sperma dan telur mungkin dilepaskan dalam kolom air secara bersamaan atau juga berbeda waktu. Massa spawning melepaskan gamet secara bersamaan oleh banyak koloni karang pada waktu magrib dan tengah malam. Sperma dapat mendeteksi keberadaan telur didalam air yang dapat terdistribusi secara luas.
Dari hasil pengambilan sampel dilapangan ada 5 jenis karang yang ditemukan pada pantai tanjung tiram, Kecamatan Moramo yaitu: Acropora elegantula  dengan ciri-cir koloni korimbosa seperti semak, cabang horisontal   tipis dan menyebar. Aksial  koralitnya jelas. Warnanya abu-abu dengan warna ujungnya muda. Berikut  Acropora millepora dengan ciri-ciri koloni berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan cabang pendek yang seragam. Aksial koralit terpisah. Radial koralit tersusun rapat.
Warna : Umumnya berwarna hijau, orange, merah muda, dan biru. Jenis karang yang ketiga adalah Acropora latistella ciri-cirinya koloni berbentuk korimbosa  atau bergumpal. Aksial   koralit biasanya terpisah. radial koralit melingkar. tentakel biasanya setiap hari   bertambah panjang. Umumnya berwarna krem,  keabu-abuan, coklat, hijau   dan kuning. Jenis karang selanjutnya adalah Acropora digitifera dengan ciri-ciri  koloni berbentuk digitata, umumnyapermukaannya  rata dengan  ukuran bisa   mencapai lebih dari 1 meter.Percabangannya   kecil, berbentuk bulat atau   pita. Aksial koralit kecil. radial koralit berbentuk bulat, memiliki ukuran  yang sama, pinggir koloni berwarna terang, warna jingga, krem atau kuning, sering berwarna biru  muda. umumnya memiliki warna krem atau   kuning pada ujung. Yang terakhir karang Acropora humillis dengan ciri-ciri umumnya memiliki korimbosa, percabangan  tebal dan memiliki koralit   aksial yang besar serta mempunyai radial koralit dengan dua ukuran,umumnya memiliki warna   yang beragam, namun yang paling utama adalah warna   krem ,coklat, atau biru.


BAB V
PENUTUP
A. Simpulan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan maka dapat ditarik suatu simpulan bahwa :
1. Bentuk karang yang ditemukan di pantai tanjung tiram yakni Acropora elegantula  dengan ciri-cir koloni korimbosa seperti semak, cabang horisontal tipis dan menyebar. Aksial  koralitnya jelas. Berikut  Acropora millepora dengan ciri-ciri koloni berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan cabang pendek yang seragam. Aksial koralit terpisah. Radial koralit tersusun rapat. Jenis karang yang ketiga adalah Acropora latistella ciri-cirinya koloni berbentuk korimbosa  atau bergumpal. Aksial   koralit biasanya terpisah. radial koralit melingkar. tentakel biasanya setiap hari   bertambah panjang. Jenis karang selanjutnya adalah Acropora digitifera dengan ciri-ciri  koloni berbentuk digitata, umumnya permukaannya  rata dengan  ukuran bisa   mencapai lebih dari 1 meter.Percabangannya   kecil, berbentuk bulat atau   pita. Aksial koralit kecil. radial koralit berbentuk bulat, memiliki ukuran  yang sama, pinggir koloni. Yang terakhir karang Acropora humillis dengan ciri-ciri umumnya memiliki korimbosa, percabangan  tebal dan memiliki koralit   aksial yang besar .

2. Jenis jenis karang yang dijumpai hamper semua tidak memiliki rumpun yang banyak species hanya masih sedikit.

B. Saran
Saran yang dapat kami berikan yaitu tolong kami harapkan kepada asisten agar lebih memperhatikan keaktifan praktikan agar proses praktikum dapat berlangsung dengan baik.






DAFTAR PUSTAKA

Burke IC, Laurenroth WK. 2002. Ecology of the Shortgrass Steppe  : Long-Term
Perspective.LTER.Page.56-

Castro P & Huber ME. 2005. Marine Biology Ed ke-5. New York: Mc Graw Hill
International.Page 119-125.

Hutagalung RA. 2005. Lombok frags-the first sustainable coral cultivation on Indonesia for trade and reef conservation. The 9th International Aquarium Fish & Accessories Exhibition & Conference, Aquarama 2005. Singapore.

Nybakken JW. 1986. Readings in marine ecology. Ed.2. Page.289-291.

Sumich JL, Dudley GH. 1992. Laboratory and field investigations in marine biology. Ed.5. Page. 213

Walters GE, et al. 1998. Bottom trawl survey of the eastern Bering Sea continental shelf.Page. 201-203.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum: Pembuatan Kombucha

PEMBUATAN WINE (ANGGUR)

KERAGAMAN JENIS BENTHOS DI PERAIRAN WISATA BAHARI DESA TANJUNG TIRAM KECAMATAN MORAMO UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA